oleh dr. Pungky Permata Sari (Dokter Poliklinik Itjen Kemendikbud)
Tidak terasa bulan Ramadan sudah tiba di tahun 2021. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, puasa di bulan Ramadan sudah lama diketahui memberikan banyak manfaat bagi tubuh kita. Tubuh mengalami pelatihan baik dari segi fisik maupun spiritual pada saat berpuasa. Selama bulan puasa, kita dilatih untuk dapat memiliki pola hidup sehat. Puasa dapat membantu menurunkan berat badan sehingga dapat mencegah terjadinya obesitas yang dapat menimbulkan banyak penyakit. Puasa membuat kita menjadi lebih menahan diri, menghargai makanan, dan berperilaku disiplin.
Pada penyandang diabetes mellitus, terdapat beberapa kondisi yang harus diperhatikan selama bulan puasa. Sering kali, pada saat puasa, kadar gula penyandang diabetes mellitus menjadi terlampau tinggi atau pun terlampau rendah. Kadar gula yang terlampau tinggi (hiperglikemia) dapat disebabkan tidak mengonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan dosis atau pun waktu yang telah ditetapkan, inisiatif sendiri mengurangi dosis antidiabetes karena ketakutan mengalami hipoglikemia (kadar gula rendah), atau pun porsi berbuka puasa yang terlalu banyak. Adapun hipoglikemia dapat disebabkan waktu puasa yang sangat panjang pada beberapa negara, tidak melakukan sahur atau bangun di bangun hari untuk makan sebelum memulai untuk berpuasa.
Masalah-masalah yang biasa terjadi pada penderita diabetes mellitus ini dapat diatasi dengan pengelolaan yang baik, di antaranya:
- Sebaiknya penderita diabetes mellitus tipe 2 melakukan konsultasi terlebih dahulu agar dapat memahami bagaimana cara melakukan puasa Ramadan dengan tetap menjaga dirinya dan menurunkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes mellitus yang mungkin terjadi.
- Melakukan pemeriksaan glukosa secara teratur. Pemeriksaan glukosa secara teratur dapat dilakukan dengan self-monitoring of blood glucose (SMBG) atau dengan cara continuous glucose monitoring (CGM).
- Nutrisi yang dikonsumsi juga sebaiknya merupakan karbohidrat kompleks dan akan lebih baik apabila dikonsumsi ketika sahur.
- Meningkatkan asupan cairan untuk memastikan agar tubuh tidak mengalami dehidrasi
- Meningkatkan asupan buah dan sayur sehingga menurunkan jumlah asupan lemak dan gula simpleks (sederhana) yang dikonsumsi
- Penyandang diabetes mellitus tipe 2 harus melakukan aktivitas fisik kurang lebih 2 jam setelah berbuka puasa, sebaiknya dilakukan pada malam hari ketika diperbolehkan untuk makan atau pun minum.
- Mengetahui waktu atau kondisi di saat mereka harus segera berbuka puasa sebelum waktunya. Penyandang diabetes mellitus dianjurkan berbuka puasa bila mengalami hipoglikemia dengan kadar glukosa dalam darahnya kurang dari 70mg/dL atau kurang dari 3,9mmol/L, atau hiperglikemia dengan kadar gula darah mencapai lebih dari 300mg/dL atau lebih dari 16,6mmol/L.
- Tips terakhir yang paling penting, penyandang diabetes mellitus tipe 2 juga harus tetap mengonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan kebutuhannya.
Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan penyandang diabetes mellitus untuk tetap menjaga pola hidup sehat selama bulan Ramadan.
Referensi
- Kementrian Kesehatan RI. Penyandang DM Pada Waktu Puasa [Internet]. www.p2ptm.kemkes.go.id. [Accessed at April 13 2021].
- Fatimah AD. Tinjauan Literatur Manajemen Berpuasa Ramadan Bagi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Jumantik. 2019; 4(2): 155-167.
- Sumber gambar: www.p2ptm.kemkes.go.id