Deprecated: Automatic conversion of false to array is deprecated in /home/mojedttr/public_html/covid19/wp-content/plugins/wp-import-export-lite/includes/classes/import/extensions/bg/class-wpie-bg.php on line 92
Pengobatan Gonore – ITJEN KEMENDIKBUD

Pengobatan Gonore

oleh dr. Novrina W. Resti (Dokter Klinik Itjen Kemdikbudristek)

Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae). N. gonorrhoeae merupakan jenis bakteri Gram Negatif yang memiliki bentuk khas seperti biji kopi disebut diplokokus. Karena disebabkan oleh bakteri, pengobatan gonore utamanya menggunakan antibiotik. Terdapat beberapa antibiotik yang menjadi pilihan.

  • Ceftriaxone

Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan cephalosporin, bekerja dengan cara membunuh bakteri (bakterisidal). Golongan antibiotik ini efektif untuk banyak jenis bakteri, baik jenis gram negatif ataupun Gram Positif. Ceftriaxone yang digunakan untuk pengobatan gonore diberikan dalam bentuk suntikan, melalui pembuluh darah ataupun otot. Ceftriaxone diberikan dalam 1 dosis (dosis tunggal).

  • Doksisiklin

Pada kasus gonore, doksisiklin diberikan untuk mengatasi infeksi campuran dengan clamidia. Infeksi gonore biasanya disertai juga dengan infeksi clamidia. Oleh karena itu, pengobatan gonore dapat diberikan doksisiklin bersamaan dengan pemberian ceftriaxone ataupun antibiotik pilihan lain untuk gonore.

  • Gentamicin & Azitromisin

Antibiotik gentamisin dan azitromisin digunakan pada pasien gonore yang alergi terhadap antibiotik golongan cephalosporin (ceftriaxone, dll). Gentamicin dapat diberikan melalui suntikan, dikombinasi dengan azitromisin yang diberikan secara oral atau diminum.

  • Cefixime

Antibiotik ini dapat diberikan pada pasien gonore jika tidak tersedia atau pun tidak terjangkau.

Pengobatan utama infeksi gonore adalah menggunakan antibiotik dan pemutusan rantai infeksi. Untuk memutus rantai infeksi gonore adalah dengan mengobati pasangan seksual pasien penyintas gonore. Pasangan seksual penyintas gonore sebaiknya juga diperiksa dan diberikan pengobatan jika terdapat gejala. Sebaiknya pasien menghindari hubungan seksual selama masa pengobatan. 

Setelah pengobatan dinyatakan selesai oleh dokter yang merawat, pasien perlu diedukasi untuk melakukan pencegahan terhadap infeksi ulang gonore ataupun infeksi menular seksual lain. Pasien disarankan untuk melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan kondom dan hanya dengan satu pasangan. Selain itu, untuk menghindari resisten terhadap antibiotik, pasien disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat atau antibiotik sendiri tanpa anjuran dokter.

Referensi

  1. Sandra Widaty, Hardyanto Soebono, Hanny Nilasari,et al. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit Dan Kelamin Di Indonesia. Jakarta; Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI); 2017.
  2. PAHO. Gonorrhea. Pan American Health Organization/World Health Organization (PAHO/WHO) [Internet]. [Citied: 11 Juli 2022]. Diakses dari: https://www3.paho.org/hq/index.php?option=com_content&view=article&id=14872:sti-gonorrhea&Itemid=3670&lang=en#:~:text=Gonorrhea%2C%20caused%20by%20Neisseria%20gonorrhoeae,%2Dto%2Dchild%20during%20childbirth.
  3. WHO. Global Health Sector Strategy On Sexually Transmitted Infections 2016–2021 [Internet]. 2016. [Citied: 11 Juli 2022]. Diakses dari: http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/246296/WHO-RHR-16.09-eng.pdf?sequence=1
  4. CDC. Gonorrhea. Centers for Disease Control and Prevention [Internet]. [Citied: 11 Juli 2022]. Diakses dari : https://www.cdc.gov/
  5. Kemenkes. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. Jakarta; Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2016.
  6. CDC. Gonococcal Infections Among Adolescents and Adults. Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines [Internet]. [Citied: 12 Oktober 2022]. Diakses dari: https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/gonorrhea-adults.htm
  7. Sumber gambar: https://www.lybrate.com/
to top