oleh dr. Novrina W. Resti (Dokter Klinik Itjen Kemendikbudristek)
Impetigo adalah infeksi kulit superfisial atau hanya di permukaan kulit yang disebabkan karena infeksi bakteri. Infeksi kulit ini disebabkan kuman Staphylococcus aureus (S. aureus) dan Streptococcus β hemolyticus Grup A. Impetigo mengenai kulit lapisan epidermis atau lapisan paling atas kulit dan biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak. Impetigo terdiri dari dua jenis, yaitu Impetigo Bulosa dan Impetigo Non-Bulosa.
Impetigo Bulosa
Impetigo Bulosa disebabkan oleh infeksi S. aureus. Dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Gejala kulit paling sering muncul pada area lipatan tubuh (intertriginosa) seperti ketiak, lipat paha, bokong, dan punggung. Umumnya pasien dengan Impetigo Bulosa hanya mengeluhkan gejala pada kulit, tidak mengalami gejala sistemik seperti demam, nyeri otot, mau pun malaise.
Gejala pada kulit yang muncul yaitu:
- lenting atau lepuh (bula) kemerahan. Bula mudah pecah dan meninggalkan bekasnya yang mengering dengan dasar kulit kemerahan.
- Dapat pula muncul bula yang berisi nanah (bula hipopion).
Impetigo Non-Bulosa
Impetigo non-bulosa atau sering disebut impetigo krustosa merupakan salah satu infeksi kulit yang sering terjadi pada bayi dan anak. Umumnya hanya mengeluhkan gejala kulit tanpa gejala sistemik. Kelainan kulit pada impetigo non-bulosa paling sering ditemukan pada area wajah serta sekitar hidung dan mulut.
Gejala yang muncul, yaitu
- Kulit nampak kemerahan, awalnya hanya perubahan warna kulit atau lenting kulit, lama kelamaan lenting berisi cairan (vesikel) yang mudah pecah, vesikel yang pecah akan mengeluarkan cairan dan mengering (krusta) berwarna kuning madu (honey colour) yang dikelilingi warna merah. Krusta adalah bekas cairan tubuh atau darah yang mengering akibat luka, tampak seperti koreng. Jika krusta diangkat akan nampak luka di bawah kulit.
- Umumnya terasa gatal.
Pengobatan Impetigo
Pengobatan impetigo umumnya hanya bersifat lokal pada area yang sakit, tetapi jika terjadi infeksi yang luas atau berat dapat dipertimbangkan pengobatan sistemik dengan obat oral.
- Bersihkan luka atau area yang terkena dengan NaCl ataupun air bersih;
- Jaga kebersihan diri. Bayi atau anak dapat mandi seperti biasa;
- Hindari luka akibat garukan tangan. Penggunaan obat anti alergi dapat dipertimbangkan untuk mengurangi rasa gatal;
- Penggunaan salep atau krim antibiotik seperti mupirosin, retapamulin, asam fusidat;
- Antibiotik oral seperti
- Lini Pertama: Dicloxacillin, Amoxicillin + asam klavulanat
- Lini kedua: Azithromysin, clindamycin, eritromycin
Konsultasikan keluhan kepada dokter keluarga atau dokter Spesialis Kulit anda untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai. Hindari penggunaan antibiotik tanpa resep dokter (self medicating) karena akan menyebabkan resistensi antibiotic atau tubuh mengalami kekebalan terhadap antibiotik.
Referensi
- Sandra Widaty, Hardyanto Soebono, Hanny Nilasari,et al. PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN DI INDONESIA. Jakarta; Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (PERDOSKI); 2017.
- Sewon Kang, Masayuki Amagai, Anna L. Bruckner,et al. Fitzpatrick’s Dermatology, 9e. Ameriksa Serikat; Mc Graw Hill; 2019.
- Sumber gambar 1: www.fldscc.com
- Sumber gambar 2: www. dermnetnz.org
- Sumber gambar 3: Fitzpatrick’s Dermatology, 9e. Ameriksa Serikat; Mc Graw Hill; 2019.
- Sumber gambar 4: www. perdoski.id
- Sumber gambar 5: dermnetnz.org