Unicamp Preloader
Berita

Aplikasi Digital Kemendikbudristek Berikan Dampak Positif Bagi Sektor Pendidikan Berdasarkan Riset Segara Institute

Aplikasi Digital Kemendikbudristek Berikan Dampak Positif Bagi Sektor Pendidikan Berdasarkan Riset Segara Institute

Penulis: Romanti

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Segara Research Institute, berbagai aplikasi digital yang dibangun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menuai respons positif. Sejumlah aplikasi yang dikembangkan untuk memajukan dunia pendidikan itu dinilai oleh para pemangku kepentingan pendidikan berhasil mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar serta memudahkan proses administrasi pendidikan.

Executive Director dari Segara Institute, Piter Abdullah Redjalam mempublikasikan hasil risetnya ini. “Kita sangat mengapresiasi kemendidkbudristek, di mana upaya mengoptimalkan kebermanfaatan teknologi informasi dengan mengembangkan berbagai aplikasi digital memberikan dampak positif dan menuai respon positif bagi semua sektor pendidikan,” demikian disampaikan Piter dalam Webinar Efektifitas Teknologi pada Jumat (12/05/2023).

Founder dan Executive Director Segara Institute, Piter Abdullah Redjalam, memaparkan hasil penelitiannya dalam Webinar Efektifitas Teknologi pada Jumat (12/05/2023).

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti mengapresiasi Segara Research Institute yang telah melakukan penelitian terkait kebermanfaatan aplikasi digital Kemendikbudristek. “Terima kasih Segara, yang secara independen sudah mengeluarkan hasil survei untuk memberikan cerminan kepada kami. Kami di mana, mana yang bagus dan perlu dilanjutkan, serta mana area-area yang masih perlu perbaikan dan bahkan ide-ide apa lagi yang harus kami siapkan lebih lanjut,” ujar Suharti.

Pemerintah, lanjut Suharti, berupaya menjalankan komitmen untuk bisa menyelenggarakan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia. Menurutnya, layanan digital dalam pembelajaran menjadi salah satu cara untuk mencapai pemerataan pendidikan tersebut.

“Pemerintah sekarang mengusung kebijakan besar Merdeka Belajar untuk memastikan bahwa seluruh anak di Indonesia bisa mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan berpusat pada anak karena kita memberikan otonomi yang lebih pada pendidik dan peserta didik,” ucap Suharti.

Suharti melanjutkan, melalui transformasi digital, pemerintah memastikan layanan yang diberikan itu semakin mudah dan efektif.

Koordinator Tim Kajian Segara Research Institute, Yoshia Mahulete, memaparkan hasil kajiannya yang menggunakan skala likert 10 (1: sangat tidak setuju – 10: sangat setuju). Hasilnya, survey survei menunjukkan bahwa kehadiran aplikasi digital Kemendikbudristek disambut sangat baik oleh pelaku dunia pendidikan.

“Secara rata-rata, tingkat penerimaan kepala sekolah ada diangka 8,84; guru di angka 8,67; dosen di angka 8,81; dan mitra/industri diangka 8,69. Hasil ini juga mengindikasikan bahwa hampir seluruh kepala sekolah, guru, dosen, dan mitra/industri sangat terbuka pada perkembangan teknologi dan digitalisasi,” jelas Yoshia Mahulete.

Survei melibatkan 3.725 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 1.521 kepala sekolah, 1.591 guru, 328 dosen. Selanjutnya, ada 285 mitra kerja lain yang menjadi bagian dari ekosistem pendidikan. Dari sisi daerah asal, 3.752 responden ini tersebar merata di seluruh pulai di Indonesia yakni Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku hingga Papua.

 

“Dan yang paling penting adalah apa saja masukan dari responden untuk meningkatkan kualitas dan manfaat teknologi aplikasi dan platform digital Kemendikbudristek,” kata Yoshia.

Adapun aplikasi yang menjadi objek survei adalah Platform Merdeka Mengajar (PMM), Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah), Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), Rapor Pendidikan, Akun Belajar,id, dan Kedaireka.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ARKAS menjadi aplikasi/platform digital dengan tingkat penggunaan tertinggi. Di mana, sebanyak 1.479 sekolah atau 97 persen mulai dari SD hingga SMA/K sudah menggunakan ARKAS dalam perencanaan kegiatan dan anggaran sekolah.

Di samping hal tersebut, survei ini juga menggali tentang kualitas dan kemudahan teknologi aplikasi dan aplikasi digital Kemendikbudristek. Kualitas dan kemudahan ini dinilai dari empat aspek, yaitu user friendly, user interface, fitur dan integrasi antar aplikasi. Dengan skala likert 1 – 10, hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata 8,81 untuk Rapor Pendidikan; 8,73 untuk ARKAS; 8,6 untuk PMM; 8,43 untuk SIPLah; dan 7,69 untuk Kedaireka.

Sedangkan untuk tingkat kebermanfaatan, nilai rata-rata SIPLah adalah 8,46; ARKAS 9,24; Rapor Pendidikan 9,09; PMM 8,75; Akun Belajar.id 8,77; serta Kedaireka 8,87 bagi dosen dan 8,74 bagi mitra industri. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sekolah, guru, dosen dan mitra/industri merasakan manfaat yang baik dari teknologi aplikasi dan platform digital Kemendikbudristek.