Berita

Culture Ministers’ Meeting G20: Praktikkan Gaya Hidup Berkelanjutan dan Dorong Pemulihan Sektor Seni – Budaya

Culture Ministers’ Meeting G20: Praktikkan Gaya Hidup Berkelanjutan dan Dorong Pemulihan Sektor Seni – Budaya

Penulis: Romanti Sawitri

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Pertemuan Tingkat Menteri (Culture Ministers’ Meeting) G20 berlangsung pada Kamis, (11/08) secara daring. Mengangkat tema “Kebudayaan untuk Bumi Lestari” bersama Maudy Ayunda untuk gelar wicara, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) menyampaikan untuk terus mendorong praktik baik dalam menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid dalam gelar wicara “Kebudayaan untuk Bumi Lestari” Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 secara daring pada Kamis, (11/08). (Foto: Kemendikbudristek)

Hilmar menyampaikan, begitu banyak pengetahuan dari masyarakat kita yang ada di sepanjang sejarah, sangat relevan dan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan kita hari ini. “Hal ini yang ingin kami dorong dalam diskusi Pertemuan Tingkat Menteri bidang Kebudayaan nanti adalah untuk bergotong royong dalam mengombinasikan antara tradisi kebudayaan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesat. Sehingga dapat mendorong praktik gaya hidup yang berkelanjutan,” jelasnya.

Hilmar memperkenalkan  gotong royong untuk memulihkan sector seni dan budaya dunia melalui Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya (Global Arts and Culture Recovery Fund) sebagai upaya menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan.

Saat ini, ucap Hilmar, negara-negara G20 telah mendukung ide praktik kehidupan yang berkelanjutan. Diskusi terkait Dana Global untuk Pemulihan Seni dan Budaya juga sudah mencapai bagian teknis terkait mekanisme dari pendanaan tersebut. “Kemendikbudristek bertujuan untuk mendapatkan komitmen dari Negara-negara Anggota G20 untuk mendukung inisiatif ini, agar pelaku budaya bisa kembali pulih pascapandemi,” pungkas Hilmar.