Berita

Dukung Pertukaran Budaya, Kemendikbudristek Kembali Buka Program Darmasiswa

Dukung Pertukaran Budaya, Kemendikbudristek Kembali Buka Program Darmasiswa

Penulis: Romanti
Webinar “Perjalanan Diplomasi Budaya Indonesia melalui Darmasiswa” diselenggarakan pada Kamis (21/09/2023). (Tangkap layar: Zoom webinar)

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), kembali membuka program Darmasiswa. Program yang memfasilitasi mahasiswa internasional untuk belajar seni, budaya, dan bahasa Indonesia di perguruan tinggi mitra ini telah sejak tahun 1974 dan bertujuan mendukung pertukaran budaya serta pendidikan antarbangsa. Dengan memberikan beasiswa selama 10 hingga 12 bulan, pemerintah berharap peserta Darmasiswa dapat menjadi duta budaya Indonesia di negara asal mereka.

“Kami berharap program ini dapat terus membangun duta budaya Indonesia di seluruh dunia dan menjaga eksistensi budaya Indonesia di mata dunia,” kata Anang Ristanto, Pelaksana Tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, dalam webinar dengan tema “Perjalanan Diplomasi Budaya Indonesia melalui Darmasiswa” pada Kamis (21/09/2023).

Anang juga menekankan pentingnya pertukaran budaya dalam era globalisasi. Ia menyebutkan bahwa semangat gotong royong menjadi dasar penyelenggaraan program Darmasiswa, dan banyak pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, dan perguruan tinggi, turut mendukung program ini.

Dalam konteks ini, program Darmasiswa bukan hanya sekadar beasiswa, tetapi juga sebuah upaya diplomasi budaya Indonesia yang berkelanjutan. Program ini membantu memperkenalkan keindahan dan keragaman budaya Indonesia kepada dunia serta menjembatani perbedaan budaya dalam era globalisasi yang semakin kompleks. Kemendikbudristek terus mendorong agar program Darmasiswa menjadi alat promosi bahasa, seni, dan budaya Indonesia yang efektif.

Program Darmasiswa juga didukung oleh berbagai kegiatan pembelajaran bahasa, seni, dan budaya selama 10 hingga 12 bulan, termasuk ekstrakurikuler seperti membatik, menari, bermain musik, dan program Ngobrol Bareng BIPA UI (NgoPI) untuk meningkatkan kemampuan berbicara peserta dalam bahasa Indonesia. Tujuan dari program ini adalah menggali lebih dalam kekayaan budaya Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh dua peserta, Alisia asal Jerman dan Nathan asal Amerika Serikat, yang memiliki motivasi yang kuat untuk memahami dan mempromosikan budaya Indonesia.

Setelah menyelesaikan program Darmasiswa, Alisia bermimpi untuk mengajarkan budaya Indonesia di Jerman, khususnya dalam bidang tari-tarian nusantara, sementara Nathan bercita-cita untuk tinggal dan bekerja di Indonesia, memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat.

“Saya ingin menggali lebih dalam kebudayaan Sumatera Barat, terutama budaya Minangkabau, kuliner khasnya, dan bahasa Minang yang unik,” ujar Alisia. Nathan juga menyampaikan alasan mengapa ia tertarik untuk belajar Bahasa dan budaya Indonesia. “Saya jatuh cinta pada Indonesia karena orang-orang di sini sangat ramah. Selain itu, saya juga menemukan banyak hal menarik di sini, sehingga saya memutuskan untuk belajar bahasa Indonesia, hingga akhirnya, saya bergabung dengan program Darmasiswa,” tutur Nathan.

Koordinator Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbudristek, Yunitasari, menyatakan bahwa program Darmasiswa telah memperoleh minat yang tinggi dari mahasiswa internasional, dengan lebih dari 9.000 alumni dari 126 negara yang berbeda. Hal ini sejalan dengan prinsip resiprokal dalam hubungan internasional yang diterapkan oleh program ini.

“Program Darmasiswa memainkan peran penting dalam diplomasi pendidikan dan kebudayaan, termasuk mempromosikan bahasa, seni, dan budaya Indonesia di panggung internasional,” kata Yunitasari.

Diharapkan bahwa program Darmasiswa akan terus menciptakan duta budaya Indonesia di seluruh dunia, yang akan memperkuat hubungan bilateral, mempromosikan budaya Indonesia, dan menjaga eksistensi budaya Indonesia di dunia. Melalui pengalaman langsung dengan budaya Indonesia dan keramahan masyarakatnya, citra positif Indonesia sebagai negara yang toleran, demokratis, dan moderat diharapkan terus meningkat. Para duta Indonesia diharapkan juga dapat berperan dalam melestarikan budaya Indonesia di negara asal mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan negara lain.