Unicamp Preloader
Berita

Film Hasil Program Indonesiana Kemendikbudristek Mulai Syuting Perdana

Film Hasil Program Indonesiana Kemendikbudristek Mulai Syuting Perdana

Penulis: Romanti

(Dolok Sanggul, Sumatra Utara, Itjen Kemendikbudristek) – Film berjudul “Tulang Belulang Tulang”, hasil program Indonesiana tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, telah memulai proses produksi pada awal Mei 2023. Film yang ditulis oleh Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat dan diproduksi oleh Adhya Pictures juga Pomp Films,ini melakukan pengambilan gambar perdana di Kab. Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, pada 8 Mei 2023.

Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek mengapresiasi pelaksanaan produksi film ini sebagai salah satu cara pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Menurut Ahmad, Indonesia memiliki budaya yang sangat kaya dan dapat diangkat menjadi suatu narasi kuat bernuansa lokal untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah film. Selain menggambarkan nilai-nilai kehidupan pada masyarakat adat, lanjut Ahmad, film “Tulang Belulang Tulang” ini memiliki nilai kearifan lokal yang menarik untuk masyarakat.

“Kemendikbudristek terus berkomitmen melalui berbagai program strategis guna mendukung film berbasis lokal yang bernilai global. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kesempatan yang diberikan serta dukungan kepada para sineas Indonesia untuk bersaing di kancah internasional,” ujar Ahmad dalam acara Media Gathering dan Syukuran Syuting Film Tulang Belulang Tulang, di Dolok Sanggul, pada Selasa (9/5/2023).

Pelaksanaan produksi film yang bermuatan lokal ini, lanjut Ahmad, harus menjadi program utama yang perlu terus dilanjutkan Untuk itu, film ini memiliki narasi muatan lokal yang sangat baik dan dapat dinikmati oleh seluruh pihak. “Kita butuh karya-karya seperti ini tetap dilanjutkan,” ucap Ahmad.

Film “Tulang Belulang Tulang” terinspirasi dari upacara adat suku Batak ‘Mangokal Holi’ yakni adat istiadat dalam pemindahan tulang belulang para leluhur. Upacara adat ini dilakukan dengan membongkar kembali makam (udean) untuk mengumpulkan sisa tulang belulang (holi holi) dan menempatkannya ke bangunan tugu (simin). Mangokal Holi berlangsung dalam rangkaian upacara adat, baik sebelum, saat, dan setelah makam digali dan tulang belulang dikumpulkan.

Pada masyarakat Batak, upacara Mangokal Holi menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga yang mampu melaksanakan upacara tersebut. Hal ini dikarenakan marga yang menggelar Mangokal Holi harus menjamu seluruh keluarga besar dan tetangga kampung yang ada. Selain itu, mereka juga harus menyediakan kain ulos yang dilambangkan sebagai simbol pengharapan, agar keturunan orang yang meninggal tersebut selalu diiringi dengan keberkahan.

Skenario cerita dari film ini adalah sebuah keluarga Batak yang ingin melaksanakan tradisi Mangokal Holi, namun koper berisi tulang belulang Kakek Buyut (Tulang Tua) hilang di bandara. Keluarga ini harus segera menemukan tulang belulang tersebut karena sang nenek (Opung) dan seluruh keluarga besar sudah menunggu siap berpesta di Danau Toba. Rencananya, film ini akan di tayangkan di bioskop di seluruh Indonesia pada akhir 2023.