Jelajah Sejarah Medan di Rumah Tjong A Fie
Februari 21, 2024 2024-02-21 10:51Jelajah Sejarah Medan di Rumah Tjong A Fie
Indonesia kaya akan sejarah yang mengagumkan, terutama terlihat dari keberagaman bangunan bersejarah yang tersebar di berbagai kota. Salah satu dari sekian banyak bangunan bersejarah yang patut dikunjungi adalah Museum Rumah Tjong A Fie, sebuah bangunan hunian berusia ratusan tahun yang tidak hanya menyimpan keindahan arsitektur, namun juga lekat dengan akulturasi budaya tionghoa dan melayu, dan juga banyak menceritakan sejarah penting bagi kota Medan. Pada februari 2024, bertepatan dengan perayaan tahun baru Imlek, penulis berkesempatan mengunjungi museum di area Kesawan, area kota tua Medan ini.
Sekilas Tentang Tjong A Fie Mansion
Untuk dapat mengunjungi museum ini, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 35.000,00 per orang, baik bagi anak maupun dewasa. Diberikan fasilitas pemandu yang akan menjelaskan informasi lebih lanjut tentang bagian dalam rumah secara gratis. Penulis merekomendasikan pengunjung untuk menggunakan fasilitas tersebut, karena akan banyak sekali informasi yang kita dapat, daripada bila kita memutuskan berkeliling sendiri.
Oleh pemandu, pengunjung akan dibawa mengunjungi ruangan-ruangan yang ada di museum mulai dari beberapa ruang tamu (rumah Tjong A Fie ini memiliki beberapa ruang tamu yang diperuntukkan untuk menerima tamu yang berbeda, di antaranya ruang tamu untuk Sultan Deli yang didominasi warna kuning, sesuai dengan warna khas kesultanan Deli, dan juga ruang tamu keluarga). Perjalanan akan dilanjutkan ke kamar tidur utama, halaman tengah terbuka (courtyard), ruang makan yang memuat meja panjang, ruang kerja, dapur, naik ke lantai dua dan kita akan menemukan ballroom, beberapa kamar tidur, balkon, perpustakaan, kembali ke lantai 1 dan kita akan menemukan toko souvenir dan café.
Bagi pecinta fotografi, rumah ini menawarkan banyak sekali kesempatan untuk mengambil jepretan yang menarik. Dekorasi rumah yang menggabungkan nuansa Tionghoa, Melayu, Eropa (sebagian besar Portugis) dan Art Deco menggambarkan kemewahan dan kemegahan rumah ini di masanya. Pemandu juga bersedia memotret pengunjung dan rombongannya, dan ada satu spot foto yang direkomendasikan oleh pemandu, yaitu lantai 2 yang menghadap courtyard atau halaman tengah terbuka. Namun patut diingat, tidak semua ruangan dan barang dapat difoto. Pemandu dan papan peringatan akan memberitahu anda mana saja ruangan yang tidak bisa diabadikan. Namun tenang saja, karena menurut penulis, ruangan-ruangan dengan dekorasi dan pemandangan terbaik justru menjadi ruangan yang boleh dipotret.
Rumah ini adalah hadiah dari Tjong A Fie kepada istri ketiganya, Lim Koei Yap, seorang peranakan Tionghoa-Melayu yang berasal dari Binjai. Karena itu di dalam rumah ini, konteks yang dibicarakan hanya keluarga dari istri ketiga. Tjong A Fie telah bercerai dengan Istri pertama seorang perempuan dari Tiongkok. Istri keduanya, perempuan dari Penang, Malaysia, telah meninggal. Adalah cucu ke-11 Tjong A Fie, dari anak ke-4 dengan istri ketiga, yang memiliki ide untuk menjadikan rumah ini sebagai museum agar bangunannya tidak terbengkalai, mengingat seluruh ahli waris tidak lagi menempati rumah ini.
Keindahan Bangunan dan Warisan Bersejarah
Bangunan rumah Tjong A Fie, atau dikenal penduduk lokal sebagai Tjong A Fie Mansion, merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang masih kokoh hingga saat ini. Dibangun pada tahun 1895 dan mulai dibuka untuk umum pada 2009, rumah ini telah menjadi destinasi wisata yang populer bagi pengunjung di kota Medan.
Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, rumah ini tetap terawat dengan baik. Sebagian besar perabotan hingga koleksi foto dan dokumen sejarah adalah benda yang asli dan digunakan saat rumah masih dihuni, dan disimpan dalam keadaan terawat. Rumah Tjong A Fie juga merupakan bangunan hunian yang pertama kali memakai listrik di kota Medan. Hal ini terlihat dari adanya vacuum cleaner atau penyedot debu listrik yang tersimpan dalam kamar utama, yang sudah ada sejak rumah ini berdiri. Menurut pemandu kami, tiang listrik di depan rumah pun baru dibangun untuk memfasilitasi aliran listrik ke dalam rumah ini.
Keindahan rumah ini bukan saja berasal dari perabotnya, bahkan corak langit-langitnya menambah keasrian. Masih menurut pemandu, lukisan dilangit-langit rumah merupakan hasil karya seniman Portugis. Keindahan lain tampak dari piano yang dipajang di ruang tamu depan, taman-taman di area pekarangan rumah, dan pilihan kombinasi warna yang digunakan untuk interior rumah.
Memasuki area dapur, pengunjung dapat melihat penggiling gandum tradisional, kompor tradisional namun terbilang modern pada masanya dengan memberlakukan sistem kompor tanam dan penghisap asap, dan juga kabinet tanam yang masih menjadi hal yang jarang ada saat rumah ini dihuni.
Hal yang menambah nilai sejarah rumah ini, tentu saja berupa dokumen-dokumen penting yang ikut dipajang, seperti surat wasiat Tjong A Fie yang sebagian besar meminta anak-anaknya menyumbangkan sebagian harta ke masyarakat yang membutuhkan; kenang-kenangan dari Sun Yat Sen; dan berbagai dokumen dan foto lain yang disimpan di sebuah ruangan khusus memorabilia. Tjong A Fie juga merupakan orang yang berjasa mengembangkan perekonomian di kota Medan, sehingga beberapa dokumen sejarah tentang perekonomian Medan pun tersimpan di rumah ini.
Jejak Perjalanan Tjong A Fie
Nama Tjong A Fie tidaklah asing dalam sejarah Indonesia. Ia adalah seorang pengusaha, kapitan (pemimpin masyarakat Tionghoa di kota Medan pada masa itu), dan bankir yang sukses, berasal dari Tiongkok. Perjalanan hidupnya dimulai dari Provinsi Guandong, Tiongkok, lalu berlanjut ke Penang, Malaysia sebelum akhirnya tiba di tanah Sultan Deli, Sumatera. Saat tiba di pelabuhan Deli pada usia 20 tahun dengan modal yang minim, Tjong A Fie harus bekerja keras mulai dari pekerjaan serabutan hingga berhasil memiliki perkebunan yang luas.
Dikenal sebagai seorang yang dermawan dan dekat dengan masyarakat, Tjong A Fie menjadi figur yang dihormati oleh berbagai kalangan. Ia terlibat dalam mendirikan berbagai tempat ibadah, seperti Mesjid Raya Al-Mashum dan Mesjid Gang Bengkok, serta sering membantu warga kurang mampu di sekitarnya.
Cagar Budaya Sumatera Utara
Pada tahun 2015, Rumah Tjong A Fie ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Provinsi Sumatera Utara, menambah nilai sejarah dan keindahannya. Setiap harinya, ratusan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, membanjiri museum ini untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah Tjong A Fie dan masa lalu Kota Medan.
Rumah Tjong A Fie adalah bukti nyata dari keberagaman budaya yang menjadi kekayaan Indonesia. Meskipun bercorak dominan Tionghoa, namun corak Melayu juga menghiasi rumah ini, menggambarkan integrasi budaya yang kaya dan kompleks di negara ini.
Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, Rumah Tjong A Fie bukan hanya sekadar bangunan tua, tetapi juga sebuah pengingat akan nilai-nilai kebaikan dan keberagaman yang telah membentuk Indonesia saat ini. Mengunjungi museum ini bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga perjalanan melintasi jejak sejarah yang memukau.