Berita

Kemendikbudristek Berkolaborasi Dengan Komunitas untuk Wujudkan Sekolah Impian

Kemendikbudristek Berkolaborasi Dengan Komunitas untuk Wujudkan Sekolah Impian

Penulis: Romanti
Kumpul Komunitas dalam rangka Komunikasi Program Prioritas Ditjen PDM Gelombang 2 di Bekasi, Senin (22/07/2024). (Foto: Kemendikbudristek).

(Bekasi, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Sekolah Menengah Atas (Dit. SMA), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PDM) mengajak komunitas untuk bersama-sama membangun pendidikan yang lebih baik. Direktur Sekolah Menengah Atas, Winner Jihad Akbar, menekankan pentingnya peran komunitas pendidikan dalam menjembatani program dan kebijakan Kemendikbudristek.

“Komunitas telah menyambungkan pemerintah dengan masyarakat, ini menjadi bukti bahwa tri sentra pendidikan benar-benar terjadi, karena pendidikan di keluarga harus sinkron dengan sekolah dan masyarakat,” ujar Jihad pada kegiatan Kumpul Komunitas dalam rangka Komunikasi Program Prioritas Ditjen PDM Gelombang 2 di Bekasi, Senin (22/07/2024).

Kemendikbudristek, menurut Jihad, tidak dapat berjalan sendiri dalam mewujudkan beberapa visi Program Merdeka Belajar seperti membentuk sekolah yang menyenangkan, siswa yang berdaya dan terlibat aktif, pelatihan guru berdasarkan praktik, guru sebagai perancang kurikulum, dan kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.

“Sekolah yang menyenangkan adalah sekolah yang kita cita-citakan, yaitu sekolah yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid menjadi pembelajar sepanjang hayat sesuai nilai-nilai Pancasila,” imbuh Jihad.

Untuk mencapai kompetensi dan karakter murid yang diharapkan, ada lima kemampuan yang harus dimiliki oleh sekolah, yaitu: 1) pembelajaran yang bermakna; 2) pendidik yang terbiasa melakukan refleksi diri dan mau terus belajar; 3) iklim lingkungan belajar yang aman dan inklusif; 4) pengelolaan sumber daya sekolah yang sesuai kebutuhan dan dilakukan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel; serta 5) kepemimpinan untuk perbaikan layanan yang berkelanjutan.

“Sekolah yang kita cita-citakan dapat diwujudkan dengan melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid, pendidik yang reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi, iklim sekolah yang aman, inklusif, dan merayakan kebinekaan, serta kepemimpinan untuk perbaikan layanan berkelanjutan,” tutur Jihad.

Untuk mewujudkannya, Jihad mengajak komunitas terus bergotong royong melanjutkan gerakan Merdeka Belajar. “Mari sama-sama kita berkolaborasi dalam mewujudkan sekolah yang dicita-citakan untuk menghasilkan generasi emas di tahun 2045,” ajak Jihad.

Pada kesempatan yang sama, Leny Vinisah, pengurus komunitas Sidina turut mendukung program Merdeka Belajar khususnya dalam menciptakan sekolah yang dicita-citakan, yaitu menciptakan anak-anak yang bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat. “Sebagai komunitas Ibu Penggerak, komunitas Sidina melakukan pendekatan yang dimulai dari orang tua, yaitu ibu yang memberikan contoh terlebih dahulu sebagai pembelajar sepanjang hayat,” tutur Leny.

Untuk mendukung program sekolah yang dicita-citakan, Sidina Community telah melakukan beberapa program rutin seperti pelatihan ibu penggerak untuk orang tua dengan materi seputar Pelajar Pancasila, Kurikulum Merdeka, serta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP). Selain itu, komunitas Sidina juga telah mempunyai fasilitator Ibu Penggerak yang bergerak langsung dalam menyosialisasikan Merdeka Belajar kepada para orang tua dan siswa.

“Hingga kini, kegiatan rutin kami telah menjangkau ratusan sekolah. Semoga Kemendikbudristek bisa membantu kami dalam memberikan akses untuk terus membantu melanjutkan Merdeka Belajar,” harap Leny.

Kegiatan Kumpul Komunitas dalam rangka Komunikasi Program Prioritas Ditjen PDM Gelombang 2 diikuti oleh 90 orang peserta yang terdiri dari 21 komunitas pendidikan seperti Yayasan Guru Belajar, Duta Teknologi Kemendikbudristek, Komunitas Pendidik Belajar.id, Reading Bugs, Papa Moeda, Indonesia Book Party (formerly Jakarta Book Party), Kampung Dongeng Indonesia, NAYS INDONESIA, Sidina Community, Birth Club Indonesia, Perkumpulan Penulis Indonesia ALINEA, Mom Influencer Indonesia, Female Digest Community, Forum Anak Nasional, ASTINA (FTPKN), Forum Nasional Guru Penggerak, Kami Pengajar, Genre Indonesia, Koneksi Indonesia Inklusif, Guru Konten Kreator, dan Sahabat Anak.

Kegiatan serupa telah dilakukan pada tahap pertama di bulan Maret 2024. Kegiatan Kumpul Komunitas ini diharapkan dapat menjalin silaturahmi dan mendorong kolaborasi positif antara Kemendikbudristek dengan komunitas dalam transformasi pendidikan di Indonesia.