Kemendikbudristek Luncurkan Dua Kapal Tradisional Buatan Insan Vokasi
Maret 15, 2023 2023-03-15 20:50Kemendikbudristek Luncurkan Dua Kapal Tradisional Buatan Insan Vokasi
Penulis: Romanti
(Lamongan, Itjen Kemendikbudristek) – Insan vokasi Indonesia kembali menggeliat. Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan siswa SMKN 3 Buduran, Sioarjo, Jawa Timur membuat kapal tradisional yang secara resmi diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Dermaga Pelabuhan Penumpang, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Senin (13/03/2023).
Hadir dalam peluncuran, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja menyampaikan sambutan. “Kedua kapal yang diresmikan ini menjadi praktik baik dari program Matching Fund Vokasi dan juga SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD). Kedua program tersebut merupakan program-program unggulan dalam Merdeka Belajar edisi vokasi yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek,” jelas Beny.
Pembuatan kedua kapal tradisional ini, lanjut Beny,sekaligus menjadi sarana belajar para siswa maupun mahasiswa melalui project based learning dan juga dalam rangka mendukung program Revitalisasi Jalur Rempah oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.
“Saya harap, program ini bisa mendorong minat generasi muda untuk masuk dalam industri pembuatan kapal tradisional. Saat ini para pembuat kapal tradisional mulai sulit ditemukan karena kurangnya minat generasi muda untuk membuat kapal-kapal tradisional. Padahal, kapal-kapal tradisional dari kayu masih banyak dibutuhkan dan digunakan oleh nelayan-nelayan di Indonesia,” paparnya.
Beny berharap terciptanya modul pembelajaran terkait pembuatan kapal kayu dari proses pembuatan yang sudah berjalan ini, sehingga adik kelas maupun generasi selanjutnya dapat juga ikut andil membuat dan melestarikan kapal tradisional sebagai bagian dari budaya maritim Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Lamongan, Abdul Rouf, menyampaikan sejarah kapal tradisional yang dikembangkan dan dibuat oleh siswa SMKN 3 Buduran. Kapal tradisional ijon-ijon yang dibuat adalah salah satu kapal tradisional khas yang dibuat secara turun temurun oleh masyarakat Paciran. Akan tetapi, pembuatan sebelumnya menggunakan teknologi sederhana. “Perahu ijon-ijon sudah dikenal luas dan diminati konsumen, dibuktikan banyaknya pesanan. Kami harap dengan kegiatan ini bisa ada transfer teknologi dari SMK ke masyarakat,” kata Abdul Rouf.
Kapal yang diberi nama Kapal Ijon-Ijon “Putri Mayang Madu” ini merupakan kapal tradisional yang dibuat oleh para siswa SMKN 3 Buduran melalui program SMK PK SPD. Kapal ini memiliki panjang 12 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 1,5 meter, serta mampu berlayar hingga kecepatan maksimal 7 knot. PT Tunas Maritim Global sebagai mitra industri bertindak sebagai partner dalam pembuatan kapal ini.
Sementara itu, kapal butan PPNS adalah jenis pantjalang atau pencalang yang diberi nama “Putra Sunan Drajat”. Nama Putra Sunan Drajat dan Putri Mayang Madu sendiri diambil dari nama salah satu Wali Songo yaitu Sunan Drajat yang juga memiliki nama lain Sunan Mayang Madu.
Kapal Pencalang memiliki panjang 12,2 meter, panjang garis air 11,25 meter, tinggi 1,5 meter, dan lebar 4 meter. Kecepatan yang dimiliki berkisar 13,5 knot dengan daya angkut normal berkapasitas 5 orang. Kapal ini dibuat oleh PPNS melalui skema Matching Fund 2022 dengan melibatkan sejumlah mitra industri, di antaranya PT Blambangan Bahari Shipyard, PT Samudra Sinar Abadi, dan sejumlah mitra industri lainnya.
Kedua kapal ini memiliki beberapa fitur menarik dan modern, meskipun badan kapal terbuat dari kayu. Fitur tersebut di antaranya penggunaan perekat khusus pada proses laminasi konstruksi kapal, penggunaan AIS (automatic identification system) untuk tracking posisi kapal, penggunaan Passive Radar Reflector supaya kapal besar mengetahui keberadaan kapal kecil, serta penggunaan solar panel untuk sumber listrik.
Kedua kapal ciptaan PPNS dan SMKN 3 Buduran diharapkan dapat membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap kapal tradisional, menarik minat generasi muda penerus maestro kapal kayu tradisional, dan terjadi transfer ilmu kepada masyarakat yang pada akhirnya dapat membangun dan mengembangkan industri perkapalan yang akan mendongkrak perekonomian dan mempermudah nelayan menjalankan aktivitasnya.