Berita

Kemeriahan BERISIK soal Kebinekaan Tahun 2024 di Kota Manado: Membangun Jembatan Toleransi Melalui Kreativitas dan Dialog

Kemeriahan BERISIK soal Kebinekaan Tahun 2024 di Kota Manado: Membangun Jembatan Toleransi Melalui Kreativitas dan Dialog

Penulis: Amelia Rizqy Ananda
Keempat pembicara, (dari kiri ke kanan) Abdur Arsyad, Chatarina Muliana, Bhante Dhirapuñño, dan Habib Ja’far, pada sesi bincang-bincang acara (Foto: Humas Itjen Kemdikbudristek)

(Manado, Itjen Kemendikbudristek) – Pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, suasana di NDC Resort Manado dipenuhi dengan semangat kebinekaan dan kreativitas. Acara BERISIK—Berbincang Asik soal Kebinekaan—yang diselenggarakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sukses menarik perhatian banyak pihak dengan menghadirkan talkshow inspiratif yang dipandu oleh empat pembicara yang dihormati dalam bidangnya masing-masing, yakni Chatarina Muliana, Habib Ja’far, Bhante Dhirapuñño serta Abdur Arsyad.

Para peserta BERISIK soal Kebinekaan di Manado sedang menuangkan kreativitasnya melalui kegiatan melukis di atas tote bag dan membuat gelang dari manik-manik. (Foto: Humas Itjen Kemdikbudristek)

Sejak pukul 14:00 WITA, lebih dari 70 peserta mulai berdatangan dan siap untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang telah dipersiapkan dengan cermat oleh panitia. Acara diawali dengan aktivitas kreatif, di mana para peserta dengan penuh antusias membuat gelang dengan manik-manik dan melukis di atas tote bag. Suasana penuh keceriaan dan kebersamaan terasa begitu kuat, menciptakan momen-momen hangat yang diabadikan penuh senyuman dan tawa.

Selain itu, kehadiran Muslihuddin, seorang seniman sketsa wajah yang akrab dipanggil Kak Mozley, berhasil menambah semarak acara. Antrean panjang peserta yang ingin mendapatkan sketsa wajah mereka menjadi buktinya. Tak kalah menarik, pojok foto dan stan video 360 juga turut menyumbang keseruan acara, menyediakan berbagai properti menarik untuk berfoto.

Suasana seru BERISIK soal Kebinekaan di Manado (Foto: Humas Itjen Kemdikbudristek)

Puncak acara adalah sesi bincang-bincang yang menghadirkan empat pembicara inspiratif. Bhante Dhirapuñño membuka sesi dengan pesan-pesan damai dan toleransi yang menyentuh hati. Inspektur Jenderal Kemdikbudristek, Chatarina Muliana, berbagi pengalaman dan wawasan mengenai pentingnya kebinekaan. Habib Ja’far dengan gaya khasnya yang ringan namun sarat makna, mengajak semua untuk merenungi peran kebinekaan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, Abdur Arsyad dengan humornya yang cerdas, membuat suasana semakin cair sambil tetap menyampaikan pesan penting tentang keberagaman. Acara ini berhasil menciptakan ruang dialog yang inklusif dan inspiratif, serta merayakan keberagaman Indonesia melalui berbagai aktivitas kreatif.

Foto bersama para pembicara di akhir sesi bincang-bincang. (Foto: Humas Itjen Kemendikbudristek)

Setelah para pembicara berbagi pengalaman dan menjawab berbagai pertanyaan menarik yang diajukan peserta, acara ditutup dengan closing statement yang menginspirasi dari keempat pembicara. Bhante Dhirapuñño menyampaikan, “Keberagaman (adalah) ketika kita yakin kita bisa bersama-sama dalam perjalanan bukan untuk tujuan yang berbeda. Tujuan kita adalah untuk hidup bahagia. Dalam ajaran-ajaran (agama) kita, walau berbeda cara, berbeda bahasa, namun (tetap) satu tujuan kita, (yaitu) bahagia.”

Abdur Arsyad menambahkan, “Keberagaman itu adalah suatu hal yang akan terus terjadi, tidak bisa dihindari. Jadi, yang bisa kita lakukan adalah melihat itu sebagai suatu yang bisa kita kolaborasikan sehingga kita senantiasa menjadi orang-orang yang berkolaborasi dalam perbedaan untuk mencapai manfaat.”

Irjen Chatarina Muliana juga memberikan pesan yang mendalam, “Perbedaan adalah suatu kuasa Tuhan dan harus kita syukuri sebagai bentuk ketaatan. Terimalah perbedaan sebagai suatu besarnya rahmat Tuhan, kasih Tuhan kepada semua manusia.”

Habib Ja’far menutup sesi dengan pesan yang bijak, “Perbedaan adalah realitas dan perpecahan adalah output dari perbedaan yang dikelola oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, (sedangkan) persatuan adalah output dari pengelolaan terhadap perbedaan dari orang-orang yang bertanggung jawab. Maka, tugas kita adalah mempersatukan di tengah perbedaan bukan menjadikan satu perbedaan itu sendiri. Orientasi kita adalah mencari titik temu bukan titik seteru.”

Suasana penuh semangat dan kreativitas yang mewarnai Manado ini hanyalah awal dari rangkaian acara BERISIK 2024 yang akan berlanjut ke kota-kota lain di Indonesia. Setelah membuka dengan semangat tinggi di Manado, BERISIK 2024 melanjutkan perjalanannya ke Palembang pada 30 Agustus dan Mataram pada 6 September 2024. Selanjutnya, giliran Makassar dan Balikpapan yang akan merasakan keseruan BERISIK!

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan-kegiatan seru yang akan datang, jangan lupa ikuti Instagram @itjen_kemdikbud, ya! Nantikan update terbaru dan jangan lewatkan kesempatan untuk turut merayakan kebinekaan di kota-kota selanjutnya!