Berita

Kolaborasi Implementasi SPBE di Kemendikbudristek dalam Bug Bounty Competiton 2023

Kolaborasi Implementasi SPBE di Kemendikbudristek dalam Bug Bounty Competiton 2023

Penulis: Romanti
Kepala Pusdatin Kemendikbudristek dalam acara puncak Bug Bounty Kemendikbudristek di Semarang, Rabu (23/08/2023). (Foto: Kemendikbduristek).
Kepala Pusdatin Kemendikbudristek dalam acara puncak Bug Bounty Kemendikbudristek di Semarang, Rabu (23/08/2023). (Foto: Kemendikbduristek).

(Semarang, Itjen Kemendikbudristek) – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyoroti tantangan keamanan siber yang terkait dengan perkembangan teknologi. Pernyataan ini disampaikan saat acara Anugerah Bug Bounty Kemendikbudristek 2023, yang diadakan di Aula Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, pada Rabu (23/8/2023).

Mengusung tema Action for Prevention pada perhelatan tahun ini, Bug Bounty menjadi agenda tahunan Kemendikbudristek untuk melibatkan insan pendidikan dalam kolaborasi antarsatuan kerja (satker) dan para bug hunter dalam mendukung implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Kemendikbudristek.

Kompetisi ini dipicu oleh isu-isu keamanan siber yang mendorong Education Computer Security Incident Response Team (EDU CSIRT), Pusdatin, Kemendikbudristek, untuk mengadakan “Bug Bounty Competition Kemendikbudristek”.

Dalam menanggapi tantangan keamanan siber, Kemendikbudristek telah merilis Peraturan Sekretaris Jenderal (Persesjen) Nomor 11 Tahun 2022 mengenai Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) dalam Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Kemendikbudristek.

Mendikbudristek menegaskan tentang tujuan peraturan. “Melalui peraturan ini, kami meningkatkan perlindungan aset informasi dari berbagai ancaman, untuk menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan aset informasi pada layanan elektronik kami,” ujarnya.

Hasan Chabibie, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) Kemendikbudristek, menggambarkan acara ini sebagai bentuk keseriusan Kemendikbudristek dan satuan kerja di bawahnya dalam menjaga keamanan di tengah transformasi digital.

“Kami mewujudkan kolaborasi ini dengan mengutip pepatah Jawa bahwa membangun pagar mangkok lebih efektif daripada pagar tembok. Ini menunjukkan niat kami untuk melibatkan masyarakat dalam menjaga transformasi digital di Kemendikbudristek,” kata Hasan.

Bug Bounty Competition 2023 juga menampilkan seminar keamanan informasi dengan tema “Keamanan Siber dalam Ekonomi Digital di Sektor Pendidikan,” yang menghadirkan Mohamad Nasir, mantan Menteri Riset dan Teknologi periode 2014-2019, sebagai pembicara.

Nasir menyatakan bahwa meskipun teknologi berkembang cepat, keamanan IT harus lebih unggul daripada perkembangan teknologi. Ia menggarisbawahi bahwa sementara internet memberikan manfaat, ia juga membawa risiko kejahatan. “Kejahatan siber dapat mengancam individu atau kelompok melalui serangan digital, seperti akses ke data pribadi atau penghancuran data penting. Namun, perlindungan terhadap ini dapat dicapai melalui keamanan siber,” jelasnya.

Founder dan CEO Braincorp, Romi Satria Wibawa, memberikan materi daring kepada para mahasiswa yang hadir. Dalam presentasinya, Romi mengungkapkan 10 mitos terkait rekayasa perangkat lunak. Ia juga menekankan bahwa penanganan kejahatan siber memerlukan pendekatan personal dan banyak kasus kejahatan digital saat ini memanfaatkan rekayasa sosial.

Acara puncak Anugerah Bug Bounty Kemendikbudristek 2023 dihadiri oleh Waskito Kawedar, Wakil Dekan Sumber Daya FEB, Undip. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi Kemendikbudristek atas pilihan Undip sebagai tuan rumah acara ini.

Dengan penyelenggaraan acara ini dan seminar yang menyertainya, diharapkan dapat memotivasi para undangan, termasuk mahasiswa Undip dan siswa SMA/SMK serta pendidik dari berbagai wilayah Indonesia yang mengikuti acara secara daring.