Artikel

Menelusuri Jejak Peradaban di Indonesia melalui Taman Prasejarah Sumpang Bita

Menelusuri Jejak Peradaban di Indonesia melalui Taman Prasejarah Sumpang Bita

Penulis: Romanti
Salah satu temuan arkeologis pada Gua di Kawasan Taman Prasejarah Sumpang Bita. (Foto: Kemendikbudristek/BPCB Sulsel).

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat melimpah, mengingat luas wilayahnya yang sangat besar dan beragamnya etnis serta suku bangsa yang menghuninya. Tidak hanya kebudayaan dari masa sejarah, dari masa prasejarahpun, banyak sekali ditemukan bukti-bukti peradaban di negara ini. Salah satunya adalah di Taman Prasejarah Sumpang Bita yang terletak di Kampung Sumpang Bita, Kelurahan Balocci, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan.

 

Taman Prasejarah ini termasuk dalam area Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN – BABUL), sebuah kawasan konservasi yang mencakup tiga wilayah kabupaten, yitu, yaitu Kabupaten MarosKabupaten Pangkep, dan Kabupaten Bone di Sulawesi Selatan.[1]  Di Kompleks Taman Prasejarah Sumpang Bita ini terdapat dua gua prasejarah yaitu Gua Sumpang Bita dan Gua Bulu Sumi, dengan luas kawasan sekitar 2 hektar yang terbagi atas tanah datar dan gunung kapur.

 

Kedua gua ini mengandung kekayaan temuan arkeologis berupa lukisan dinding gua, cangkang moluska, fragmen gerabah polos dan berhias, serta fragmen tulang dan gigi manusia. Selain itu, terdapat pula lukisan dinding berbentuk cap tangan dalam berbagai ukuran, cap kaki anak-anak, gambar menyerupai babi rusa dalam berbagai ukuran serta sebuah gambar/lukisan menyerupai perahu. [2]

Kedua gua tersebut berada di bagian gugusan Bukit Bulu Bita. Gua Sumpang Bita sendiri merupakan gua terbesar di Kabupaten Pangkep bahkan di Sulawesi Selatan, serta memiliki kubah yang tinggi dan melandai kebelakang. Aksebilitas menuju gua yang berada di ketinggian sekitar 280 meter diatas permukaan laut  relatif mudah, karena tersedianya tangga menuju gua. Tangga tersebut terbuat dari semen selebar 1 meter, dimulai dari dasar bukit hingga tiba dipintu gua. Gua ini termasuk kedalam gua kekar lembaran dan memiliki 3 ruangan. Permukaan lantai gua cenderung datar dengan lebar 15 meter.

Gua kedua, yaitu Gua Bulu Sumi terletak pada ketinggian 200 meter dari permukaan laut dengan mulut gua menghadap ke Barat Laut dengan kedalaman gua 10,15 meter. Gua ini termasuk gua tipe kekar lembaran dengan bentuk horizontal, permukaan lantai gua relatif datar dibagian depan dengan struktur tanah yang halus.

 

Sebagai upaya pemerintah melestarikan taman prasejarah ini, Balai Pelestaran Cagar Budaya Sulawesi Selatan telah melakukan Pendataan situs di Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep. Hasil pendataan awal, terungkap temuan arkeologis berupa lukisan dinding gua, cangkang moluska, fragmen gerabah polos dan berhias serta fragmen tulang dan gigi manusia.

 

Hasil pendataan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan ekskavasi penyelamatan pada tahun 1984, dengan melibatkan akademisi dari Jurusan Arkeogi Universitas Hasanuddin. Setelah itu, upaya perlindungan masih berlanjut dengan adanya studi konservasi pada tahun 1985 dan berlanjut pada tahun 1986. Situs ini telah banyak pula diangkat sebagai bahan penelitian, terutama oleh mahasiswa jurusan arkeologi Universitas Hasanuddin, sebagai skripsi mereka.

 

Sekarang kedua gua ini telah dibuka untuk umum, dalam rangka memperkaya khasanah pengetahuan masyarakat. Penataanpun telah dilakukan atas taman prasejarah ini, dengan menyediakan beberapa fasilitas umum berupa ruang informasi, toilet, warung makan di depan pintu masuk taman, serta akses jalan berupa tangga dari semen yang memudahkan pengunjung untuk mencapai kedua gua tersebut. Yang membanggakan, pengunjung situs ini bukan hanya dari wisatawan lokal saja, namun juga dari daerah lain hingga wisatawan mancanegara. Selain dari kekayaan prasejarahnya, keindahan alam di sekitar dan area gua pun menjadi daya tarik bagi wisatawan berkunjung.

 

Taman ini juga memiliki kawasan yang sangat luas, sehingga memungkinkan pengunjung menghabiskan waktu bersantai di sini. Pengunjung dapat menikmati panorama alam berupa hamparan rumput hijau yang begitu indah. Selain itu, pemandangan karst yang menjulang tinggi juga merupakan andalan dari taman ini.

 

Taman Prasejarah Sumpang Bita buka setiap hari pada pukul 08.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Pengunjung cukup menyediakan uang sebesar Rp 5.000,00 per orang untuk dapat membeli tiket masuk, sebuah nilai yang cukup terjangkau untuk menikmati pemandangan dan menambah pengetahuan.

 

Tempat wisata ini sendiri dapat ditempuh selama ±2 jam perjalanan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ke arah jalan poros Makassar-Pangkep, Balocci melalui jalur darat.

 

Referensi:

  1. Situs Taman Nasional Bantimurung-Balusaurung
  2. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsulsel/taman-prasejarah-sumpang-bita/