Unicamp Preloader
Berita

Pegiat Bahasa dan Sastra, Ayo Mendaftar Kongres Bahasa Indonesia XII

Pegiat Bahasa dan Sastra, Ayo Mendaftar Kongres Bahasa Indonesia XII

Penulis: Romanti
: Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia XII diselenggarakan di Jakarta pada Senin (15/5/2023). (Foto: Kemendikbudristek).

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Dalam rangka mengukuhkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menggelar kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) pada 26 s.d. 29 Oktober 2023 di Jakarta secara hibrida. Direncanakan kongres akan dihadiri oleh 1.500 peserta, baik secara luring maupun daring. Jumlah peserta tersebut merupakan hasil seleksi panitia KBI XII. Bagi pegiat bahasa dan sastra yang berminat hadir secara luring, pendaftaran masih dibuka hingga 2 Juli 2023.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, mengajak para pemerhati dan pegiat bahasa dan sastra untuk mendafta. “Untuk calon peserta masih dibuka pendaftaran. Silakan bagi yang berminat. Pendaftarannya gratis, tidak bayar, bahkan akan mendapatkan fasilitas dari panitia, termasuk materi dan sertifikat. Hasil pembahasan selama kongres juga akan dibukukan,” ujar Imam pada acara Diseminasi KBI XII di Jakarta pada Senin (15/5/2023).

Kuota peserta yang akan hadir secara daring berjumlah 1000 orang, sedangkan peserta luring diberikan kuota 500 orang. Proses seleksi dan persyaratan pendaftaran bagi dua peserta berbeda. Peserta daring diseleksi oleh panitia KBI XII melalui unit pelaksana teknis (UPT) Badan Bahasa di daerah untuk mendapatkan representasi dari setiap provinsi/kabupaten.

Sementara itu, seleksi untuk peserta luring dilakukan lebih ketat dan ada persyaratan khusus. “Kami ingin yang hadir di kongres betul-betul orang yang bisa berkontribusi secara aktif dan bisa bertukar pikiran dan informasi terkini tentang masalah kebahasaan dan kesastraan. Jadi, lebih pada pertukaran gagasan dan ide baru. Kami ingin merangkum itu sebanyak-banyaknya,” kata Ketua KBI XII, Dora Amalia.

Peserta luring KBI XII diproyeksikankan berasal dari pakar, praktisi, pemerhati, dan pencinta bahasa dan sastra, baik dari dalam maupun luar negeri yang akan diseleksi oleh panitia. Bagi yang berminat mengajukan permohonan keikutsertaan sebagai peserta dapat mengakses http://kbi.kemdikbud.go.id pada 16 Januari s.d. 2 Juli 2023. Persyaratan untuk mendaftar menjadi peserta luring yaitu menulis esai 400-500 kata tentang strategi, ide, inovasi, atau pemikiran yang berkaitan dengan subtema KBI XII. Pendaftaran dan keikutsertaan peserta 100% gratis dan akomodasi peserta selama kongres berlangsung akan ditanggung oleh panitia.

Beberapa manfaat yang akan diterima peserta, lanjut Dora, antara lain, sertifikat dan perlengkapan seminar dengan syarat bersedia mengikuti seluruh rangkaian acara kongres. Selain itu, peserta mendapat kesempatan bertemu dan berinteraksi dengan  pembicara kunci dan pembicara undangan yang mendatangkan manfaat tersendiri bagi para peserta.

KBI XII mengangkat tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa” yang diturunkan ke dalam tiga subtema, yaitu Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Semua subtema ini bermuara pada peningkatan literasi bahasa dan sastra daerah serta literasi bahasa dan sastra Indonesia. Setiap subtema akan diwakili oleh satu pembicara kunci.

Pembicara kunci pada subtema Revitalisasi Bahasa Daerah adalah Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan, Stefania Giannini. Kemudian, pembicara kunci untuk subtema Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Najwa Shihab

Dora menambahkan, pembicara undangan juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan pembicara kunci karena untuk setiap topik telah dipilih 18 narasumber yang dapat berbicara dan memberikan perspektif baru tentang pendekatan kebahasaan. “Kami harapkan kongres ini berbeda dari kongres sebelumnya. Jumlah pesertanya memang lebih sedikit, tetapi intensitasnya bisa lebih tinggi untuk berinteraksi. Karena peserta sudah kami seleksi, mereka mempunyai kompetensi dan minat yang sama sehingga bisa bertukar pikiran dengan lancar. Jadi, peserta betul-betul aktif, bukan sekadar datang dan mendengarkan,” tutup Dora.