Peluncuran Buku dan Video terkait Program Sekolah Penggerak (PSP) Tunjukkan Transformasi dari Berbagai Sekolah se-Indonesia
Agustus 28, 2023 2023-08-28 11:19Peluncuran Buku dan Video terkait Program Sekolah Penggerak (PSP) Tunjukkan Transformasi dari Berbagai Sekolah se-Indonesia
Peluncuran Buku dan Video terkait Program Sekolah Penggerak (PSP) Tunjukkan Transformasi dari Berbagai Sekolah se-Indonesia
(Tangerang Selatan, Itjen Kemendikbudristek) – Transformasi dalam dunia pendidikan Indonesia semakin terasa melalui upaya Program Sekolah Penggerak (PSP). Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) memperkenalkan enam buku dan lima video praktik terkait Program Sekolah Penggerak (PSP) di Hotel Trembesi BSD pada Kamis (24/08/2023). Acara yang melibatkan Direktorat PAUD serta Direktorat SD, Direktorat SMP, Direktorat SMA, dan Direktorat PMPK sebagai bagian dari program lintas direktorat, menggelar bedah buku dan pemutaran video praktik yang merangkum pelaksanaan PSP di berbagai daerah dengan tantangan sekolah yang beragam.
Buku-buku yang diluncurkan dalam acara ini adalah “Cahaya dari Ufuk Timur”, “Melampaui Keterbatasan Akses”, “Senyum Mentari dari Pelosok Negeri”, “Mengalir Seperti Air”, “Menyulam Inspirasi dari Keragaman Negeri”, dan “Menjadi Pribadi Mandiri”. Video-video yang dipersembahkan meliputi “Praktik Baik Implementasi PSP pada TK Kosgoro Tanjung Angin, Donggala, Sulawesi Tengah”; “Praktik Baik Implementasi PSP pada SD 077311 Tuhoowo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara”; “Praktik Baik Implementasi PSP pada SMP Negeri 4 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur”; “Praktik Baik Implementasi PSP pada SMA Negeri 2 Skanto, Kabupaten Keerom, Papua”; serta “Praktik Baik Implementasi PSP pada SLB Negeri Kota Baru, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan”.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur SMA, Winner Jihad Akbar, menjelaskan bahwa peluncuran buku dan video merupakan bagian dari upaya untuk membagikan praktik baik dalam pelaksanaan PSP. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berharap agar sekolah lain dapat meniru dan menerapkan elemen-elemen terbaik dari PSP.
Winner mengatakan, “PSP merupakan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-7 dan sekarang memasuki angkatan ke-3. Sudah ada 14.233 satuan pendidikan yang menjadi pelaksana Sekolah Penggerak dari tiga angkatan. Selama tiga tahun intervensi PSP, telah terjadi banyak perkembangan dan praktik baik yang telah diimplementasikan.”
Winner menghargai perjuangan kepala sekolah dan ekosistem sekolah yang tergambar dalam video dan narasi buku. Ia menyatakan bahwa meskipun ia sudah melihat video dan membaca buku tersebut berulang kali, ia tetap tidak merasa bosan karena kisah-kisah tersebut sangat inspiratif.
“Walau ada kebingungan, kesedihan, kesulitan, dan kefrustasian, hal ini terlihat sejak awal implementasi PSP. Namun, kita juga melihat keteguhan dan semangat yang tak pernah padam. Ini menunjukkan kekuatan kita; dengan semangat, tekad, dan kesabaran, kita mampu mengatasi berbagai rintangan. Saya benar-benar tersentuh melihat banyak yang terus berusaha memajukan pendidikan di negara ini meskipun menghadapi tantangan besar,” kata Winner.
Winner menyatakan bahwa rasa terharu ini muncul saat melihat keteguhan kepala sekolah dalam menghadapi tantangan dan berusaha memberikan yang terbaik bagi transformasi pendidikan di daerah yang terbatas.
“Terutama sekolah-sekolah di daerah terpencil yang memiliki fasilitas fisik yang terbatas atau bahkan minim. Bukan sedikit yang juga memiliki akses terbatas terhadap teknologi dan internet. Tetapi, ada banyak kepala sekolah yang tetap konsisten berjuang dan memberikan inspirasi,” tambahnya.
Program Sekolah Penggerak (PSP) yang dimulai pada tahun 2021 untuk sekolah terpilih di berbagai daerah di Indonesia, telah menjadi sumber harapan dan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain. Dengan dedikasi dan pendekatan inovatif, para pelaksana PSP berhasil menghadirkan perubahan positif dalam bentuk transformasi pembelajaran di daerah mereka, memberikan cahaya bagi generasi mendatang.
“Program ini luar biasa. Fokus pada sekolah di daerah terpencil dan terpinggirkan,” kata praktisi komunikasi Devie Rahmawati yang hadir di acara ini. Dia menyaksikan perjuangan inspiratif guru-guru dalam menghadapi kompleksitas dan melihatnya terabadikan dalam buku dan video.
Acara peluncuran buku dan video ini juga melibatkan sesi berbagi pengalaman oleh beberapa kepala sekolah terkait pelaksanaan PSP. Eka Susianti (Kepala TK Kemala Bhayangkari, Situbondo), Henny Leiwakabessy (Kepala SDN 257 Maluku Tengah), Nana Mulyana (Kepala SMP S Al-Ma’shum Mardiyah, Cianjur), Hotnida Hutagaol (Kepala SMA Santa Patricia), dan Khofni (Kepala SLB Negeri Penajam Paser Utara) adalah beberapa kepala sekolah yang berbagi cerita mereka. Video juga menampilkan kepala sekolah seperti Rosmawatin (Kepala TK Kosgoro Donggala), Yuliana Giawa (Kepala SD Negeri 077311, Tuhoowo, Nias Selatan), Veronika Benge (Kepala SMP Negeri 4 Poco, Ranaka, NTT), Mesak Mantek (Kepala SMA Negeri 2 Skanto, Keerom), dan Abdul Samad (Kepala SLBN Kotabaru, Bamega).
Salah satu cerita inspiratif datang dari Yuliana Giawa, Kepala SD Negeri 077311, Tuhoowo, Nias Selatan. Sebelum sekolahnya terlibat dalam PSP, Yuliana hampir putus asa karena banyaknya kendala yang dihadapinya.
“Sekolah saya berada di daerah terpencil, terdepan, dan terluar. Sinyal sulit didapat. Listrik sering mati. Bangunan sekolah tidak memadai, rusak dan memiliki banyak kerusakan. Saya hampir saja mengundurkan diri sebagai kepala sekolah karena frustasi,” cerita Yuliana.
Saat dalam keadaan putus asa, Yuliana menemukan Program Sekolah Penggerak. Meskipun ia menghadapi kesulitan dalam mendaftar karena mati lampu dan matinya sinyal internet, Yuliana tetap mencoba. Hasil usahanya tidak sia-sia. Sekolah Yuliana yang berada di tengah hutan akhirnya terpilih sebagai salah satu pelaksana PSP generasi pertama. Melalui pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan dukungan dari guru serta masyarakat sekitar, Yuliana mendapatkan kembali rasa percaya dirinya.
“PSP telah mengubah wajah sekolah yang terlibat. Banyak yang menginspirasi,” kata Yuliana Giawa, Kepala SD Negeri 077311 Tuhoowo, Nias Selatan. Selain menggambarkan perubahan sekolahnya yang terpencil, ia juga menyoroti peningkatan partisipasi murid, peningkatan hasil akademis, serta perkembangan keterampilan sosial dan kepemimpinan melalui PSP.
Kisah Yuliana menjadi bukti nyata bagaimana Program Sekolah Penggerak mampu mengubah dan memberikan harapan baru bagi para murid serta ekosistem pendidikan melalui transformasi pembelajaran yang nyata.