Berita

Peran Serta Mahasiswa Peserta Kampus Mengajar untuk Adaptasi Teknologi di 3.846 Sekolah

Peran Serta Mahasiswa Peserta Kampus Mengajar untuk Adaptasi Teknologi di 3.846 Sekolah

Penulis: Romanti

Jakarta, (Itjen Kemendikbudristek) –  Sebanyak 16.174 mahasiswa peserta program Kampus Mengajar Angkatan 3 telah menyelesaikan periode penugasan selama pada Rabu, (29/6). Penugasan yang berlangsung selama   18 minggu dilakukan di 3.846 sekolah di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya para mahasiswa akan kembali ke perguruan tinggi masing-masing.

Dokumentasi mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar saat melakukan aktivitasnya. (Foto: Kemendikbudristek).

Selama penugasan, peserta Kampus Mengajar telah memberikan asistensi kepada guru dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan dasar. Selain itu, para mahasiswa ini juga memiliki tugas untuk mengakselerasi adaptasi teknologi bagi para guru.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril, menyampaikan rasa gembiranya atas kehadiran mahasiswa Kampus Mengajar di sekolah, atas perannya untuk membantu adaptasi teknologi kepada guru dan tenaga kependidikan. “Harapannya pelaksanaan Kampus Mengajar bisa mendorong proses pembelajaran Indonesia yang lebih kontemporer dan mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya pada acara penarikan peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 3 yang dilaksanakan secara daring, Selasa, (28/6).

Selama penugasan, mahasiswa peserta bersama para guru menjalankan berbagai program inovatif yang dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri, menyampaikan harapannya agar dari berbagai program inovatif tersebut terdapat program-program yang bisa terus digunakan secara berkelanjutan di sekolah setelah penugasan mahasiswa selesai.

“Jejak-jejak baik yang ditinggalkan oleh para mahasiswa di sekolah pasti akan selalu tertanam di benak para siswa. Pembelajaran yang dilakukan dengan menyenangkan serta program-program yang membantu peningkatan literasi numerasi siswa dapat dilanjutkan oleh sekolah-sekolah sasaran Kampus Mengajar Angkatan 3,” tutur Jumeri.

Kampus Mengajar adalah salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, sekaligus membagikan ilmu, keterampilan, dan inspirasi bagi para murid.

Selain memperoleh pengalaman, para mahasiswa yang telah menyelesaikan program Kampus Mengajar berhak mendapatkan rekognisi sebesar 20 sks dari hasil belajar selama mengikuti program. Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang berhasil menyelesaikan penugasannya.

Para mahasiswa, terangnya, berhasil memberikan dampak positif terhadap akselerasi peningkatan literasi dan numerasi siswa melalui kolaborasi dengan para guru untuk membuat strategi pembelajaran yang efektif namun menyenangkan.

“Ada banyak sekali cerita baik yang ditorehkan oleh adik-adik mahasiswa selama 18 minggu periode penugasan di sekolah sasaran. Semoga dampak serta cerita baik selama proses pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 3 yang kita kawal bersama-bersama bisa menjadi sebuah lompatan besar bagi kemajuan pendidikan Indonesia,” tutur Nizam.

Nizam juga menyampaikan bahwa pengalaman selama bertugas di Kampus Mengajar bisa mengasah kompetensi mahasiswa agar lebih siap menghadapi dunia kerja. Ia meyakini program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa di sekolah memberi manfaat dalam pengembangan kapasitas kepemimpinan, kreativitas dan inovasi, penyelesaian masalah, komunikasi, manajemen tim, dan peningkatan cara berpikir analitis.

Keberhasilan pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 3 juga tidak terlepas dari kontribusi berbagai pemangku kebijakan baik di tingkat pusat, daerah, hingga sekolah. Plt. Direktur Jenderal Vokasi, Suharti, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kolaborasi serta bimbingan dari berbagai pihak kepada mahasiswa selama penugasan.

“Kami memahami bahwa ada banyak sekali tantangan dan kendala yang dihadapi oleh mahasiswa sepanjang pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 3. Namun kami bangga karena mahasiswa mampu menemukan solusi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dari BPMP, Dinas Pendidikan, Dosen Pembimbing Lapangan, dan sekolah,” ujar Suharti.

Dalam kesempatan yang sama, mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar juga diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya. Salah satunya adalah mahasiswa asal Nias yang ditugaskan di SDN Ketawang, Kabupaten Purworejo, Yoakim Zordan Halawa. Ia mengatakan, melalui keikutsertaan di Program Kampus Mengajar, dirinya belajar menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab baik kepada diri sendiri, maupun kepada lingkungan di sekitar.

“Semoga pengalaman yang saya dapatkan bisa menjadi langkah awal bagi saya untuk terus berkembang ke depannya,” ujar Yoakim.

Dampak baik yang didapatkan melalui pelaksanaan Program Kampus Mengajar juga dirasakan oleh pihak sekolah. Hal ini juga diungkapkan oleh I Gusti Ayu Ekaputri, Kepala Sekolah SDN 18 Padangsambian, Kota Denpasar.

“Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa karena telah membantu kami dalam membuat media pembelajaran berbasis IT, mahasiswa juga secara langsung membantu kami berkolaborasi bersama guru dalam mengajar peserta didik. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Kemendikbudristek karena telah menjadikan kami bagian dari Program Kampus Mengajar. Semoga ke depannya program ini bisa lebih baik lagi da berkelanjutan,” ujarnya.