Berita

Perluas Wawasan dan Kemampuan Sastrawan Muda Asia Tenggara Melalui “Mastera”

Perluas Wawasan dan Kemampuan Sastrawan Muda Asia Tenggara Melalui “Mastera”

Penulis: Romanti
Program Penulisan Mastera: Naskah Drama berlangsung dari 28 Agustus hingga 1 September 2023 di Jakarta. (Foto: Kemendikbudristek).

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), melaksanakan Program Penulisan Mastera: Naskah Drama yang berlangsung dari 28 Agustus hingga 1 September 2023. Acara ini bertujuan memberikan kesempatan kepada para sastrawan muda dari berbagai negara untuk memperluas wawasan dan kemampuan teknis dalam penulisan, khususnya dalam genre naskah drama. Negara-negara yang terlibat dalam acara ini adalah Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, serta negara pemerhati dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera).

Program Penulisan Mastera memiliki tujuan utama untuk membantu para sastrawan muda dalam memahami lebih dalam tentang penulisan puisi, cerpen, novel, esai, dan drama di negara-negara lain. Selain itu, acara ini juga menjadi platform bagi mereka untuk berbagi pengalaman dan ide kreatif dengan sastrawan senior melalui bengkel penulisan. Dalam pernyataannya, Hafidz Muksin, Sekretaris Badan Bahasa yang juga Ketua Mastera Indonesia, menjelaskan bahwa program ini mendukung prioritas Kemendikbudristek dalam pelestarian, pelindungan, dan pengembangan bahasa serta sastra.

“Melalui kegiatan ini, sastrawan muda diharapkan lebih mengenal situasi penulisan puisi, cerpen, novel, drama, esai di negara-negara lain; mengambil manfaat dari pandangan dan kritik sesama sastrawan muda,” terang Hafidz Muksin, di Jakarta (28/08/2023).

Mastera, singkatan dari Majelis Sastra Asia Tenggara, merupakan suatu forum yang terdiri dari negara-negara anggota seperti Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, yang bertujuan untuk memajukan sastra di Asia Tenggara. Sejak tahun 1997, Mastera telah mengadakan bengkel penulisan kreatif yang kemudian dikenal dengan nama Program Penulisan Mastera. Setiap tahun, program ini mengangkat genre yang berbeda-beda, termasuk puisi, cerpen, esai, drama, dan novel.

Sayangnya, pandemi COVID-19 menyebabkan vakum dalam pelaksanaan program selama tiga tahun, dari 2000 hingga 2022. Namun, pada tahun 2023, Program Penulisan Mastera kembali diadakan dengan fokus pada genre drama. Hafidz Muksin berharap para peserta dapat mengambil manfaat maksimal dari program ini, saling bertukar pengalaman dan ide dengan sastrawan senior, serta menghasilkan karya-karya yang unggul.

Awang Mohammed Zefri Ariff bin Mohammed Zain Ariff, Pembimbing Mastera dari Brunei Darussalam, mengapresiasi penyelenggaraan acara ini setelah masa vakum akibat pandemi. Ia berharap bahwa karya-karya yang dihasilkan tidak hanya akan memperkaya sastra di negara asal peserta, tetapi juga dapat diproduksi dan diapresiasi di seluruh negara anggota Mastera.

“Saya harap, kita dapat menghasilkan sejumlah karya yang dapat diproduksi di seluruh negara anggota Mastera dan bukan hanya di negara asal peserta,” harap Awang.

Puan Fazilah Husin, Pembimbing Mastera dari Malaysia, juga mendukung acara ini dan mengungkapkan bahwa berkarya bersama dengan pengarang antarnegara dapat memberikan wawasan yang lebih luas serta pengalaman yang berharga dalam penulisan.

Program Penulisan Mastera dihadiri oleh sastrawan muda dari negara-negara anggota Mastera, khususnya Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia. Peserta diwajibkan memiliki usia maksimal 35 tahun dan telah menerbitkan kumpulan puisi, cerpen, novel, drama, atau esai sendiri, atau memiliki setidaknya 10 karya yang dipublikasikan di media cetak.

Acara ini melibatkan sastrawan senior berpengalaman sebagai pembimbing, yang memberikan bimbingan intensif kepada para peserta. Materi yang disajikan termasuk perkembangan drama di Asia Tenggara, naskah drama di era digital, penulisan lakon drama di Indonesia, dan aspek-aspek terkait drama. Putu Wijaya, seorang sastrawan ternama, menjadi salah satu penceramah dalam acara ini. “Semoga kegiatan ini menambah kompetensi dan bakat para sastrawan muda Mastera,” harap Putu.

Melalui Program Penulisan Mastera, diharapkan kompetensi dan bakat para sastrawan muda dapat semakin berkembang, dan karya-karya yang dihasilkan dapat menginspirasi serta memperkaya panorama sastra di Asia Tenggara dan di seluruh dunia.