Artikel

Perubahan Standar Pengendalian Internal Sejak Kerangka Kerja COSO 2013 Diterapkan

Perubahan Standar Pengendalian Internal Sejak Kerangka Kerja COSO 2013 Diterapkan

Penulis: Romanti

Telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, terdapat standar pengendalian internal yang dipakai hampir seluruh organisasi di dunia, dan diterapkan pula oleh instansi pemerintahan di Indonesia yaitu standar  Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Standar tersebut bernama Kerangka Kerja Pengendalian Internal COSO 2013.

Standar ini telah berubah sekali di tahun 2013, dan terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi perubahan itu. Perubahan pertama telah disinggung dalam artikel sebelumnya yaitu meluasnya pengertian komponen, yang dijabarkan ke dalam prinsip-prinsip, dan kemudian dijabarkan kembali menjadi titik fokus dari masing-masing prinsip. Hal ini dimaksudkan agar manajemen organisasi dapat mengimplementasikan sistem pengendalian internal dengan lebih mudah sehingga proses tersebut berjalan efektif.

Perubahan lain dari kerangka versi baru adalah, lebih jelasnya peranan dari penyusunan tujuan dalam proses pengendalian internal. Kerangka versi baru merubah pandangan bahwa penyusunan tujuan bukan merupakan bagian dari pengendalian internal. Dalam kerangka versi baru juga terdapat relevansi pada penggunaan teknologi yang meningkat signifikan, seiring kemajuan zaman yang pesat. Selain itu, kerangka versi baru juga telah mengembangkan konsep tata kelola yang baik, dengan memasukkan unsur pengawasan dari dewan pengawas/komisaris untuk menciptakan pengendalian internal secara efektif.

Perubahan signifikan lain pada kerangka versi baru ini terlihat dari fokus pada laporan yang diciptakan organisasi. Pada kerangka kerja versi baru, pelaporan kegiatan organisasi tidak hanya berfokus pada laporan keuangan, namun juga mempertimbangkan aspek lain. Sehingga dalam kerangka ini, terdapat 4 tipe pelaporan yaitu keuangan internal, non-keuangan internal, keuangan eksternal, dan non-keuangan eksternal. Bersamaan dengan itu, kerangka baru juga memusatkan perhatian pada cara organisasi menghindari fraud.

 

 

Untuk memahami lebih lanjut perubahan dari versi 1992 ke versi tahun 2013, dapat dilihat dari ilustrasi kubus yang diberikan oleh COSO untuk masing-masing versinya:

Perubahan Kubus COSO 1992 ke COSO 2013. (Gambar: COSO 2009, COSO 2013).

Gambar di atas menunjukkan keterkaitan erat antara tujuan, komponen, dan struktur organisasi tempat diterapkannya pengendalian internal. Sisi atas kubus merepresentasikan tujuan, sisi depan merepresentasikan komponen, dan sisi samping kanan merepresentasikan ruang lingkup penerapan pengendalian internal. Terlihat dari gambar, lima komponen dari kerangka COSO masih sama untuk kedua versi, namun terdapat perbedaan prioritas atau susunan. Pada sisi tujuan dilakukannya pengendalian internal, terlihat bahwa aspek pelaporan mengalami perluasan fokus, tidak hanya pada finansial. Pada sisi ruang lingkup, versi baru lebih memperhatikan level-level yang lebih kecil/subordinat dari sebuah entitas/organisasi dan kepada fungsi masing-masing, dan tidak lagi memperhatikan ruang lingkup aktivitas.

Perubahan kerangka COSO ke versi terbarunya pada 2013 memberikan banyak manfaat baik bagi manajemen organisasi maupun bagi pemangku kepentingan. Singkatnya, versi terbaru mempermudah tugas manajemen organisasi dalam memahami dan mengimplementasikan pengendalian internal, sedangkan di sisi pemangku kepentingan, meningkatkan kepercayaan kepada organisasi.

Pembahasan manfaat dari perubahan kerangka COSO 2013 ini akan dipaparkan di artikel selanjutnya.

Disarikan dari:

  1. COSO (2013), Internal Control – Integrated Framework COSO 2013, North Carolina.
  2. BPKP (2018), Modul diklat Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Internal,