Program Pencegahan Perundungan Kemendikbudristek Lahirkan Ribuan Siswa Agen Perubahan
Februari 25, 2023 2023-02-25 12:32Program Pencegahan Perundungan Kemendikbudristek Lahirkan Ribuan Siswa Agen Perubahan
Penulis: Romanti(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) dan Direktorat SMP, SMA, SMK bersama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaksanakan program pencegahan perundungan berbasis sekolah atau dikenal dengan “Roots”.

Program “Roots” telah dilaksanakan rutin sejak 2021, dan telah memberikan pendampingan kepada 7.369 sekolah jenjang SMP dan SMA/ SMK yang berasal dari 489 kabupaten/ kota di 34 provinsi di Indonesia. Program tersebut juga telah melatih 4.517 fasilitator guru anti-perundungan di jenjang SMP, dan 9.273 guru pada jenjang SMA dan SMK.
Kepala Puspeka Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami menjelaskan program Roots Anti-Perundungan Kemendikbudristek bertujuan untuk memberdayakan peran siswa di sekolah sebagai agen perubahan. “Melalui program Roots, Kemendikbudristek terus mendorong lahirnya siswa agen perubahan. Harapannya setelah mendapatkan materi dari modul pembelajaran saat Roots, mereka akan mampu menjadi penggerak upaya-upaya pencegahan terjadinya perundungan atau kekerasan di sekolah,” ujar Rusprita di Jakarta, Jumat (24/2).
Sebanyak 30 siswa dari masing-masing sekolah terpilih oleh teman-teman satu sekolahnya menjadi agen. Berdasarkan data hasil monitoring program Roots tahun 2021, telah terbentuk 43.442 agen perubahan.
“Program Roots tahun 2022 juga telah kita perluas dan telah melahirkan lebih banyak agen perubahan anti perundungan. Tentu harapannya, Roots di tahun-tahun mendatang akan menghasilkan semakin banyak lagi siswa agen perubahan yang dapat turut menyuarakan pesan anti-perundungan,” tandas Rusprita.
Tidak hanya mengangkat agen, Puspeka Kemendikbudristek beserta pihak terkait lain mengadakan Hari Deklarasi Anti Perundungan (Roots Day). Roots Day dipimpin oleh agen perubahan dengan melibatkan semua elemen sekolah, termasuk siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, penjaga sekolah, dan lain-lain.
Salah seorang Agen Perubahan Angkatan ke-2 SMP Islam Al Azhar 1, Mahira Shafa Kamila mengaku sangat bangga dan senang bisa mengikuti Roots dan menjadi agen perubahan. “Selain mendapatkan materi cara menangani dan mengatasi perundungan yang terjadi di sekolah ataupun lingkungan yang lain, di Roots Day kami juga menampilkan orkestra, parodi, nasyid, dan masih banyak lagi untuk menyuarakan pesan anti-perundungan,” terangnya.
Koordinator Ketahanan Sekolah SMP Islam Al Azhar 1, Windi Maratunsholiha menambahkan, pihak sekolah dalam hal ini termasuk Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, telah berkomitmen dan memberikan dukungan penuh bagi upaya pencegahan dan penanganan perundungan di sekolah.
“Bukan hanya dari sisi keleluasaan waktu bagi fasilitator guru maupun siswa agen perubahan dalam melaksanakan praktik baik di sekolah, melainkan juga dari segi pembiayaan program,” tuturnya.
International Stand Up to Bullying Day
Menyambut hari “International Stand Up to Bullying Day” yang jatuh pada 24 Februari 2023, Puspeka Kemendikbudristek dan UNICEF Indonesia juga turut melakukan kampanye. Kampanye berbentuk tantangan media sosial melalui akun instagram @cerdasberkarakter.kemdikbudri dan @unicefindonesia sejak tanggal 10-20 Februari 2023.
Tantangan media sosial tersebut mengajak para agen perubahan dan fasilitator guru untuk ikut serta dengan mengirimkan konten-konten bertema pengalaman mengikuti program Roots atau pesan anti-perundungan, baik dalam bentuk gambar berupa foto, poster, ilustrasi, komik, dan lain-lain atau dalam bentuk video reels seperti lagu, story telling, puisi, role play, dan animasi.
“Banyak antusiasme dari agen perubahan dan fasilitator guru yang ikut tantangan media sosial ini. Konten-konten yang dikirim bukan sekadar kreatif, namun yang paling penting kita semua dapat mengambil pesan-pesan yang tersirat dalam upaya untuk mencegah perundungan,” tutup Kapuspeka.