Semarak Festival Budayaw IV Dimeriahkan Empat Negara ASEAN
September 5, 2023 2023-09-05 11:05Semarak Festival Budayaw IV Dimeriahkan Empat Negara ASEAN
Penulis: Romanti
(Makassar, Itjen Kemendikbudristek) – Festival Budayaw IV yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, telah menciptakan kemeriahan luar biasa dengan kehadiran empat negara anggota ASEAN yang mempersembahkan budaya, seni, dan tradisi mereka sendiri dalam pameran dan lokakarya. Acara ini menjadi ajang tak terlupakan yang menguatkan hubungan antara masyarakat di kawasan East ASEAN Growth Area (EAGA) yang terdiri dari empat negara ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (BIMP-EAGA).
Pada hari kedua Festival Budayaw IV, Sabtu (02/09/2023), pengunjung dapat menyaksikan Lokakarya Pewarnaan Alami yang menampilkan kekayaan warisan tradisional Indonesia dan negara ASEAN lainnya. Di antaranya, Filipina mempersembahkan T’nalak, sebuah kain unik yang ditenun oleh perempuan suku T’boli dengan teknik khusus yang menggabungkan mimpi dan desain. Chita T. Falan, seorang budayawan suku T’boli, menjelaskan bahwa T’nalak memiliki tiga warna, masing-masing memiliki makna filosofis yang dalam, seperti hitam untuk tanah, putih untuk kemurnian, dan merah untuk keberanian.
“Warna hitam untuk tanah, bermakna kehidupan asli kita berasal dari tanah, karena itu kita harus menjaga dan melindungi kealamian tanah. Warna putih untuk kemurnian, memiliki makna bahwa manusia memiliki cinta dan kasih sayang. Warna merah untuk darah, bermakna keberanian. Bahwa meskipun dalam hidup ada banyak masalah, kita harus kuat dan berjuang untuk diri sendiri maupun komunitas adat,” tutur Chita.
Selain itu, Brunei Darussalam menyajikan pewarnaan alami dengan rempah-rempah, Indonesia menampilkan Batik Aksara Lontara, Kain Tenun Kajang, Sasirangan, Noken, dan melukis dengan tanah liat. Teknik melukis dengan tanah liat menjadi salah satu daya tarik tersendiri, dan delegasi Malaysia, Faizun, merasakan kegembiraan menggabungkan berbagai teknik yang diajarkan oleh pelukis asal Sulawesi Selatan, Zainal Beta.
Zainal Beta menjelaskan bahwa tanah liat memiliki berbagai variasi warna yang berbeda, dengan setiap warna mencerminkan makna filosofis tertentu. Ia juga menekankan pentingnya menjaga warisan pewarnaan alami dari berbagai jenis tanaman yang ada di kawasan BIMP-EAGA.
Hari ketiga Festival Budayaw IV, Minggu (03/09/2023), menyajikan Lokakarya Kuliner dari empat negara BIMP-EAGA. Acara ini menghadirkan ahli kuliner yang berkompeten dalam memasak dengan rempah-rempah, mencerminkan karakteristik budaya masing-masing negara. Salah satu yang menarik adalah demonstrasi pembuatan kue Biraksa oleh Chef Awang MD Nur Sallehuddin dari Brunei Darussalam. Biraksa adalah kue khas Brunei yang mengandalkan rempah-rempah dalam komposisi bahan utamanya.
Chef Sallehuddin berbicara tentang pentingnya kembali ke akar-akar tradisional dalam memasak dengan rempah-rempah, menciptakan rasa autentik dari masa lalu. Lokakarya Kuliner juga mengangkat isu ketahanan pangan, mengingatkan kita akan pentingnya menggunakan sumber daya alam dengan bijak dan menjaga lingkungan untuk kehidupan berkelanjutan.
Direktur Pemanfaatan dan Pengembangan Kebudayaan, Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, menyatakan bahwa Festival Budayaw IV tidak hanya merayakan warisan budaya, tetapi juga memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan untuk generasi masa depan. “Semoga pewarnaan alami dari berbagai tumbuhan yang ada di kawasan BIMP-EAGA dapat dilestarikan, menjadikan alam sebagai mitra untuk kehidupan yang berkelanjutan,” harapnya.