Transformasi Pendidikan Indonesia Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan melalui Merdeka Belajar
Februari 6, 2024 2024-02-06 17:17Transformasi Pendidikan Indonesia Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan melalui Merdeka Belajar
Transformasi Pendidikan Indonesia Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan melalui Merdeka Belajar
(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) — Komitmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan di Indonesia terus menggeliat melalui langkah-langkah transformatif yang holistik. Dalam era Merdeka Belajar, fokus utama pada inovasi kurikulum, pemberdayaan guru, dan integrasi teknologi di ruang kelas menjadi pilar-pilar utama dalam upaya memastikan setiap individu memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas.
Paradigma Merdeka Belajar, yang menempatkan kebutuhan peserta didik sebagai prioritas, menjadi landasan esensial bagi transformasi pendidikan. Melalui pendekatan ini, sekolah dan pendidik dapat sepenuhnya menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
“Ketika seseorang merasakan manfaat dari pendidikan yang berfokus pada siswa, akan menjadi dorongan kuat untuk mempertahankannya,” ungkap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) bertema “Hasil PISA dan Transformasi Pendidikan di Indonesia” yang disiarkan melalui kanal Youtube KEMENDIKBUD RI, pada Kamis, (01/02/2024).
Menggerakkan transformasi pendidikan Indonesia menuju arah yang lebih baik menjadi prioritas tak hanya bagi pemerintah, namun juga semua pemangku kepentingan. Mendikbudristek menjelaskan tiga faktor kunci yang akan memengaruhi keberlanjutan Merdeka Belajar di masa yang akan datang.
Pertama, peran penting ratusan ribu Guru Penggerak yang telah menjadi agen perubahan dengan memperkenalkan paradigma baru dalam dunia pendidikan serta memberikan dampak positif bagi rekan-rekan guru lainnya. Kedua, lebih dari 80 persen sekolah di Indonesia telah secara sukarela mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip dan ide-ide dari Kurikulum Merdeka.
Terakhir, revolusi digital melalui platform-platform pendukung pembelajaran yang telah diperkenalkan oleh Kemendikbudristek. Mendikbudristek menegaskan pentingnya melihat gerakan ini bukan sebagai kebijakan pemerintah yang top-down, tetapi sebagai inisiatif yang tumbuh dari akar rumput.
“Di negara berkembang seperti Indonesia, pendidikan harus selalu memberikan prioritas kepada siswa yang tertinggal. Oleh karena itu, diperlukan mandat yang kuat dari pemerintah untuk memprioritaskan kurikulum dan pengajaran yang berfokus pada mereka yang berpotensi paling tertinggal,” jelas Mendikbudristek.
Transformasi nyata dalam pendidikan nasional juga tercermin dalam penanganan pandemi Covid-19. Meskipun pandemi ini mengakibatkan tantangan serius, termasuk penurunan hasil belajar siswa di berbagai negara, Indonesia berhasil mempertahankan atau bahkan meningkatkan skor rata-rata, menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas sistem pendidikan Indonesia.
Kemendikbudristek telah memperkenalkan sejumlah langkah inovatif untuk memastikan kelangsungan proses pembelajaran selama pandemi, termasuk pembagian kuota internet kepada murid dan guru, penggunaan platform berbagi praktik baik bagi guru, penyediaan konten pembelajaran melalui televisi, dan memberikan fleksibilitas kepada sekolah dalam penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Kami percaya bahwa salah satu langkah terpenting adalah menyediakan kurikulum yang disederhanakan kepada sekolah. Sekolah yang menerapkan kurikulum yang lebih sederhana mengalami kemunduran belajar yang lebih sedikit,” tambah Mendikbudristek.
Di sisi lain, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, menyoroti pentingnya hubungan antara hasil Programme for International Student Assessment (PISA) dan Asesmen Nasional di Indonesia. “Asesmen Nasional memberikan gambaran lebih spesifik tentang setiap sekolah di Indonesia, memberikan data yang penting bagi perencanaan dan perbaikan pembelajaran,” ujarnya.
Andreas Schleicher, Direktur Direktorat Pendidikan dan Keterampilan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), juga memberikan apresiasi terhadap inovasi pendidikan Indonesia dan penerapan Merdeka Belajar. “Indonesia telah memperkenalkan semua elemen ini secara bersamaan sebagai bagian dari sistem yang koheren. Ini adalah langkah yang inovatif dan mencerminkan hasil PISA yang positif,” kata Schleicher.
Reformasi pendidikan yang dilakukan Indonesia, menurutnya, seharusnya berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mencapai hasil yang optimal. Fokus pada pembelajaran yang lebih dalam dan pengalaman belajar yang lebih berpusat pada siswa akan menjadi kunci bagi kesuksesan masa depan pendidikan Indonesia.