Berita

“Tulang Belulang Tulang” Hasil Program Indonesiana Film Berhasil Tarik Investor

“Tulang Belulang Tulang” Hasil Program Indonesiana Film Berhasil Tarik Investor

Penulis: Romanti
Pihak dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek dan Adhya Pictures dalam penandatanganan Nota Kesepahaman pengembangan produksi film “Tulang Belulang Tulang” di Jakarta, Rabu (08/03/2023). (Foto: Kemendikbudristek).

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek)  – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan terus mendukung pengembangan perfilman di Indonesia. Salah satu dukungan tersebut terlihat dari adanya Program Indonesiana Film yang digelar 2021 lalu. Kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan naskah skenario siap produksi yang berisi cerita, latar belakang budaya, dan lokasi lokal gambaran keragaman Indonesia ini telah menyaring beberapa proposal dari sineas Indonesia untuk kemudian dipilih menjadi 10 terbaik. Salah satu dari proposal itu, telah menjadi sebuah proyek film “Tulang Belulang Tulang” yang berhasil menarik perhatian investor dari Adhya Pictures.

 

Tulang Belulang Tulang adalah sebuah skenario film panjang komedi perjalanan/road trip yang  mengangkat cerita tentang upacara ‘Mangokal Holi’ yakni pemindahan tulang belulang leluhur. Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat bertindak menjadi penulis naskah dari film ini.

 

Pemindahan tulang belulang leluhur menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga Batak yang mampu melaksanakan upacara tersebut. Film ini sendiri mengangkat tentang satu keluarga Batak yang ingin melaksanakan tradisi ini, namun koper berisi tulang belulang Kakek Buyut (Tulang Tua) hilang. Bersaing dengan waktu, mereka pun harus segera menemukan tulang belulang tersebut sebelum terkena amarah sang nenek (Opung) dan seluruh keluarga besar yang sudah menunggu pesta di Danau Toba. Perjalanan mencari tulang yang hilang ini yang menjadi inti dari film.

 

“Kita sangat mendukung dan bangga dengan rencana produksi film ini. Saat ini, isu dan nilai kearifan lokal menjadi daya tarik yang tidak habisnya untuk diangkat menjadi sebuah film. Kekhasan dan kedekatan terhadap nilai-nilai yang hidup di masyarakat membuat film menjadi lebih berwarna, menarik, dan memberikan pengalaman yang unik bagi penonton,’’ jelas Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman pengembangan film ini antara Kemendikbudristek dan pihak Adhya Pictures di Jakarta, Rabu (08/03/2023).

 

Hilmar menjamin kualitas dari lulusan Indonesiana Film, karena seluruh peserta terbaik melalui  program lokakarya untuk mengembangkan kapasitas penulisan skenario dan produksi film bagi para produser, penulis skenario, dan sutradara.

 

“Bahkan, peserta lokakarya ini mendapatkan pelatihan langsung dari tutor penulisan skenario dari University of Southern California (USC), Amerika Serikat,” ujar Hilmar lebih lanjut.

 

Ricky Wijaya dari Adhya Pictures dalam kesempatan yang sama mengungkapkan alasan ketertarikan mereka akan skenario film ini. “Kami sangat tertarik pada narasi bermuatan lokal yang sarat akan pesan moral. Terlebih dapat mengangkat keunikan maupun kekhasan dari budaya lokal, termasuk suku Batak ini,’’ ungkap Ricky.

 

Selanjutnya Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman Musik dan Media (PMM) mengatakan, Kemendikbudristek melalui direktoratnya, akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman melalui berbagai program, “salah satunya Indonesiana Film,” ujarnya.

 

‘’Program ini merupakan upaya kami untuk menghasilkan karya-karya naskah berkualitas berbasis kekayaan budaya Indonesia, khususnya kearifan lokal. Dan kita juga butuh lebih banyak dukungan berbagai pihak dan investor untuk turut memajukan ekosistem perfilman Indonesia,’’ pungkas Ahmad.