Berita

64 Mahasiswa Ikuti Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) MSIB

64 Mahasiswa Ikuti Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) MSIB

Penulis: Romanti
Dirjen Diktiristek, Nizam, dalam peluncuran Gerilya MSIB, Rabu (02/03/2023). (Tangkap layar: zoom peluncuran).

Jakarta, (Itjen Kemendikbudristek) –  Program Magang dan Studi Independen (MSIB) kembali dengan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) angkatan ke 3, yang merupakan kerjasama dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kali ini, sebanyak 64 mahasiswa dari 34 perguruan tinggi di Indonesia telah berhasil lulus seleksi akan mengikuti Gerilya.

Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam menyampaikan manfaat program Gerilya dalam menyiapkan para mahasiswa dalam mengenal dunia kerja. “Alhamdulillah, hari ini kita bisa meluncurkan program Gerilya MSIB bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka batch IV. Program Gerilya ini sangat bagus, dalam arti selain menyiapkan adik-adik mahasiswa untuk mengenal dunia kerja, juga mengantar adik-adik mengenal ekonomi baru, ekonomi berbasis pada renewable energy,” ujar Dirjen Nizam dalam sambutannya di Jakarta, pada Rabu (1/3).

“Selamat mengikuti program Gerilya. Kalian (mahasiswa) akan mempelajari kompetensi baik hardskill maupun softskill, tidak hanya teori tapi sekaligus juga mempraktikkannya,” tutur Nizam.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan program Gerilya adalah salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mengupayakan transisi energi. “Ada dua isu mengapa kita harus mengupayakan transisi energi. Pertama, untuk kepentingan Indonesia. Kita ingin agar kualitas ketahanan dan kemandirian energi nasional meningkat, tidak lagi tergantung energi fosil. Kita punya energi terbarukan dan itu berlimpah. Artinya, kalau kita ingin transisi dari fosil ke nonfosil, sumbernya sudah ada,” ujarnya.

Rida melanjutkan, Isu kedua adalah adanya tekanan global saat ini, di mana perubahan iklim dan cuaca susah diprediksi, bahkan di negara tropis seperti Indonesia.

Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia, Brian Dusza mengatakan program Gerilya adalah cara terbaik untuk melibatkan generasi muda dalam upaya percepatan transisi energi. “Amerika Serikat senang untuk terus menjalin kemitraan yang kuat dengan Pemerintah Indonesia dalam pembangunan masa depan rendah karbon. Program magang Gerilya MSIB 4 merupakan cara terbaik untuk melibatkan generasi muda, generasi pemimpin energi Indonesia selanjutnya, dalam mengatasi tantangan dan mengoptimalkan peluang transisi energi,” tuturnya.

Program Gerilya saat ini telah berjalan 2 batch. Batch I digelar pada semester II 2021 yang diikuti oleh 52 mahasiswa dari 21 kampus. Kemudian, batch II dilakukan pada semester I 2022 diikuti 57 mahasiswa dari 29 kampus. Pada semester genap tahun akademik 2022/2023 ini, Gerilya kembali bergabung pada program MSIB batch IV. Peserta mahasiswa tidak hanya dari program studi eksakta melainkan juga dari program studi sosial dan humaniora yang setidaknya telah menempuh pendidikan semester VI. Sama seperti program MSIB lain, hasil pembelajaran pada program Gerilya ini nanti akan dikonversikan setara dengan 20 SKS.