Artikel

Idul Fitri atau Idulfitri: Penulisan yang Benar Menurut KBBI

Idul Fitri atau Idulfitri: Penulisan yang Benar Menurut KBBI

Penulis: Romanti
Ilustrasi: Romanti

Di antara beragam perayaan dan hari besar umat Islam, Idul Fitri atau Idulfitri sering menjadi subjek perdebatan terkait penulisan yang benar. Bagi sebagian masyarakat, kebingungan terus berlanjut mengenai penulisan yang tepat untuk merujuk pada hari raya penting dalam agama Islam tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang tepat adalah Idulfitri. Menggabungkan kata ‘Idul’ dan ‘Fitri’ menjadi satu kata, Idulfitri merujuk pada hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

Namun, penulisan Idul Fitri yang dipisah menjadi dua kata, ternyata dianggap tidak baku menurut KBBI. Hal ini dijelaskan dalam KBBI VI Daring yang disampaikan melalui situs resmi https://kbbi.kemdikbud.go.id.

Etimologi kata Idulfitri sendiri berasal dari bahasa Arab. ‘Īd’ yang berarti ‘perayaan’ berasal dari kata ‘āda yang artinya ‘kembali; mengunjungi’, sedangkan ‘al-fiṭr’ yang berarti ‘buka puasa’ berasal dari kata ‘faṭara yang artinya ‘menciptakan; meragi; membatalkan puasa’.

Tak hanya Idul Fitri atau Idulfitri, terdapat juga sejumlah istilah terkait perayaan hari besar umat Muslim dan ibadah puasa Ramadan yang seringkali ditulis secara salah. Di antaranya adalah ‘Ramadhan’ yang seharusnya ‘Ramadan’, ‘Ta’jil’ yang seharusnya ‘takjil’, ‘Taraweh’ yang seharusnya ‘tarawih’, ‘Hijriyah’ yang seharusnya ‘hijriah’, ‘Idul adha’ yang seharusnya ‘iduladha’, dan ‘Silaturahim’ yang seharusnya ‘silaturahmi’.

Dengan mengacu pada KBBI, penggunaan penulisan yang benar tidak hanya penting untuk menjaga konsistensi dalam penggunaan bahasa Indonesia, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kebahasaan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengikuti standar penulisan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang seperti KBBI.